Sekilas Pesantren Kilat



Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,, Dewan Keluarga Mesjid Ar-Risalah telah menyelesaikan Pesantren Kilat Ramadhan 1436 H.
Pesantren Kilat tahun ini mempunyai slogan yang bernama Salam Lana dan Salam Lakum (keselamatan kepada kami dan keselamatan kepada kalian).
Berjalan Mulai 19 Juni 2015 (2 Ramadhan) acara beserta pengenalan slogan dibuka oleh Hamdan Khoerul Haq serta pembacaan hafalan Qur’an Surah An-Naba oleh calon santri pesantren . Kemudian Dilanjutkan oleh sambutan ketua remaja masjid Rizky Ramadhan.
Dalam sambutannya beliau mengutarakan harapan positif dan menjelaskan dan memotivasi agar bersungguh-sungguh dalam jalan Allah karena Allah memberikan jalanNya. Sebagaimana firman Allah:
Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridhoan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah beserta orang-orang yang berbuat baik
(Qs. Al-Ankabut: 69)
Harapannya dari pesantren ini yaitu bisa memberikan kemajuan islam pula memakmurkan masjid agar syi’ar-syi’ar islam bisa tersebar dengan luas, lancar dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perjalanan kegiatan santri dibagi 3 kelompok yaitu:
1. Santan (Santri Tangguh) dibimbing oleh Rizky Ramadhan
2. Cokerkat (Cowok Keren Berbakat) dibimbing oleh Hamdan Khoerul Haq, dan
3. MC (Muslimah Cerdas) dibimbing oleh Nida Soraya

Pemimpin kelompok masing-masing memberi materi dan pengenalan ye-yel. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan Shalat Dhuha, kemudian masing-masing kelompok mementaskan yel-yelnya di teras masjid. Hari pertama selesai sampai pukul 10.15.
Hari Kedua kembali acara dipimpin Hamdan Khoerul Haq. Dilanjutkan Shalat Dhuha, kemudian tilawah Al-Qur’an, setelah itu peregangan serta senam khusus di teras masjid. Kemudian kresasi seni dengan menggunakan kertas berlipat berwarna seningga dipakai untuk penanda nama (Name Tag) dan menggambar kaligrafi dengan diwaranai kaligrafinya dengan kacang hijau dan kacang kuning kecil. Kaligrafi dimenangkan kelompok Muslimah Cerdas. Selesai hingga waktu shalat dzuhur.
Hari terakhir (Ahad 21 Juni / 4 Ramadhan) Hamdan Khoirul memulai acara kembali selesai mendirikan shalat dhuha kemudian memberi pengarahan kemudian dilanjut lomba mewarnai. Kemudian penutupan acara yang ditutup kembali oleh tausiyyah ketua remaja masjid serta pembagian bingkisan.
Dalam penutup berisi agar kita bersyukur, rajin menuntut ilmu dan memperbanyak amal sholeh. Dengan beramal sholeh selain berpahala, juga meraih Ampunan Allah pula Berada tetap di jalan sirothol mustaqim. Sirotol Mustaqim ditafsirkan Ulama yaitu Al-Quran yang dimana mempelajari, memahami dan mengamalkannya maka berada dalam ketangguhan iman dan bahagia dunia serta akhiratnya.
Dengan selesainya pesantren ini, maka harapan penulis tertinggi adalah adanya generasi yang senantiasa menuntut ilmu, mendakwahkan dan diwujudkan dengan amal sholeh, karena menurut salah satu ahli tafsir Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa,di jika beriman dan
beramal sholeh maka akan Allah beri hayatan thoyyibah (Kehidupan yang baik) dunia dan akhiratnya.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka amalkan (QS. An-Nahl: 97).

Nilai-nilai Amal Saleh

Dalam Al-Qur’an, banyak diuraikan hasil (buah) dari amal saleh, baik di dunia maupun di akhirat, yaitu:
a. rezeki yang baik (al-Hajj/22:50);
b. derajat yang tinggi (Taha/20:75);
c. keberuntungan (al-Qasas/28:67);
d. keadilan (Yunus/10:4);
e. keluar dari kegelapan (at-Talaq/65:11);
f. rahmat dan cinta (al-Jasiyah/45:30);
g. hilang perasaan takut (Taha/20:112);
h. pahala yang cukup (Ali ‘Imran/3:57);
i. ampunan Allah (Fatir/3:57);
J. kehidupan di surga (al-Mu’minun/23:40).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA