BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

**
*(وعليك) ببر الوالدين فإنه من أوجب الواجبات*

(وعليك) ببر الوالدين فإنه من أوجب الواجبات وإياك وعقوقهما؛ فإنه من أكبر الكبائر قال تعالى: (وقضى ربك أن لا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحساناً) الآية والتي بعدها وقال تعالى: (أن اشكر لي ولوالديك) فانظر كيف قرن الأمر بالإحسان إليهما بتوحيده وشكرهما إياه بشكره فعليك بابتغاء مرضاتهما وامتثال أمرهما ما لم يكن معصية، واجتناب نهيهما ما لم يكن طاعة واجبة، وبإيثارهما على نفسك وتقديم مهماتهما على مهماتك.

*BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA*

Hendaklah engkau selalu berbakti kepada kedua orangtuamu karena hukumnya wajib, dan durhaka kepada keduanya tergolong dosa besar.

Maha Besar Allah dengan firman-Nya :

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِالْواَلِدَيْنِ إِحْسَنًا.

_*“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Allah dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orangtua dengan sebaik-baiknya…”*_
(QS. Al-Isra` : 23)

Allah Swt. juga berfirman :

أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوَالِدَيْكَ.

_*“Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orangtuamu …”*_
(QS. Luqman : 14)

Renungkanlah, bagaimana Allah menyertakan perintah berbakti kepada kedua orangtua dengan bertuhid kepada-Nya, serta bersyukur kepada mereka berdua dengan bersyukur kepada-Nya?

Hendaklah engkau selalu mencari keridhaan mereka dan mengerjakan perintah-perintah mereka selama tidak bernilai maksiat, menjauhi larangan mereka selama tidak melarang ketaatan yang wajib serta mementingkan kepentingan mereka di atas kepentingan pribadi.

ومن العقوق أن تؤذيهما بقطع ما تستطيع إيصاله من المعروف إليهما فكيف بتقطيب الوجه والانتهار لهما، فقد قال عليه الصلاة والسلام: "يوجد ريح الجنة من مسيرة ألف عام ولا يجده عاق ولا قاطع رحم ولا شيخ زان ولا مسبل إزاره خيلاء، إنما الكبرياء لله رب العالمين".
وقال عليه الصلاة والسلام عن الله تعالى: "من أصبح مرضياً لوالديه مسخطاً لي فأنا عنه راض ومن أصبح مسخطاً لوالديه مرضياً لي فأنا عنه ساخط".

Salah satu sifat kedurhakaan ialah menyakiti keduanya dan tidak memberikan sesuatu yang pada hakikatnya dapat engkau kerjakan. Apalagi jika engkau bermuka masam dan membentak mereka.

Sabda Nabi Saw. :

يُوْجِدُ رِيْحُ الْجَنَّةِ مِنْ مَسِيْرَةِ أَلْفِ عَامٍ وَلَا يَجِدُهَا عَاقٌ وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ وَلَا شَيْخُ زَانٍ وَلَا مُسْبِلٌ إِزَارَهُ خَيْلَاءَ, إِنَّمَا الْكِبْرِيَآءُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

_*“Bau surga tercium dari pejalanan seribu tahun dan tidak dapat menciumnya orang yang berani kepada kedua orangtua, pemutus sanak keluarga, orang lanjut usia yang berzina, dan orang yang melepaskan sarung (melebihi batas), karena kesombongannya. Karena sesungguhnya kesombongan itu hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.”*_
(Al-Hadits)

Beliau juga bersabda :

مَنْ أَصْبَحَ مَرْضِيًّا لِوَالِدَيْهِ مُسْخِطًا لِىْ فَأَنَا عَنْهُ رَاضٍ وَمَنْ أَصْبَحَ  مُسْخِطًا لِوَالِدَيْهِ مَرْضِيًّا لِىْ فَأَنَا عَلَيْهِ سَاخِطٌ.

_*“Barangsiapa mendapatkan ridha kedua orangtuanya, sedangkan ia mengerjakan sesuatu yang membuat murka-Ku, maka Aku ridha padanya. Dan barangsiapa membuat murka kedua orangtuanya, sedangkan ia mengerjakan sesuatu yang Aku ridhai, maka Aku murka kepadanya.”*_
(Al-Hadits)

(وينبغي) للوالد أن يعين ولده على بره بعد الاستقصاء عليه في طلب الحقوق، ولا سيما في هذا الزمان الذي عز فيه وجود البر وعم فيه وجود الشر، وصار الولد يَعُدُّ أبر أولاده من لم يسيء إليه منهم، وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "رحم الله والداً أعان ولده على بره".

Seyogyanya seorang ayah membantu anak-anaknya agar dapat berbakti kepadanya dengan tidak terlalu menuntut hak-haknya.

Apalagi di zaman seperti ini, di mana kebaktian kepada orang tua sedikit sedangkan kedurhakaan merajalela di mana-mana.

Akhirnya orang tua berpendapat bahwa anaknya yang paling baik ialah anak yang tak pernah menyakitinya.

Sabda Rasulullah Saw. :

رَحِمَ اللَّهُ وَالِدًا اَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ.

_*“Allah memberi rahmat kepada seorang ayah yang membantu anaknya untuk berbakti kepadanya.”*_
(HR. Ibnu Hibban dari Ali bin Abi Thalib)

      وَاللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصّوَابِ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)