BAGAIKAN ORANG ASING YANG BERTAMU DI DUNIA



🍒  Firman Allah Ta'ala : 
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

"Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal."

(QS. Ghafir: 39)

📍  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memegang pundakku, lalu bersabda, 'Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau seorang musafir'. 

Dan Ibnu Umar berkata, "Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menunggu pagi hari, dan apabila engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu sore hari. Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu." 

(HR. Bukhari, 6416, at-Tirmidzi, 2333) 

➡  Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: 
"Hadits ini adalah pokok yang menganjurkan pendek angan di dunia, dan bahwasanya seorang mukmin tidak patut untuk menjadikan dunia sebagai tempat menetap dan tempat tinggal abadi sehingga dia merasa tenang-tenang saja di dalamnya, akan tetapi hendaklah dia di dunia ini bagaikan seorang yang tengah dalam perjalanan safar yang sedang menyiapkan barang bawaannya untuk segera pergi." 

(Mukhtashar Jami'ul Ulum Wal Hikam, hal.375) 

📍  Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: 
"Semua orang di dunia ini adalah tamu. Sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik." 

(Az-Zuhd, Imam Ahmad, no.906)

📍  Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: 
"Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung Akhirat punya urusan sendiri." 

(Jami'ul Ulum Wal Hikam, 2/379) 

📍  Yahya bin Mu'adz rahimahullah berkata: 
"Wahai orang yang berjalan menuju Allah, jika kalian terpaksa mencari dunia, carilah. Tetapi kalian jangan mencintainya. Sibukkanlah badan kalian dengan dunia tetapi gantungkanlah hati kalian kepada selainnya (akhirat). Sebab, dunia adalah negeri untuk lewat saja, bukan negeri untuk menetap. Bekal itu dari dunia sedangkan peristirahatan ada di Akhirat." 

(Shifatush Shafwah, IV/95)

➖ Umar bin  Abdul Aziz rahimahullah  berkata dalam khutbahnya: 
"Sesungguhnya dunia bukan negeri yang kekal bagi kalian karena Allah telah menetapkan kehancuran bagi dunia dan memutuskan bahwa penghuninya akan pergi. Betapa banyak bangunan yang kokoh tidak lama kemudian hancur atau roboh dan betapa banyak orang mukim yang sedang bergembira tidak lama kemudian dia meninggalkan dunia. Karena itu, hendaklah kalian [semoga Allah merahmati kalian] memperbaiki kepergian kalian darinya dengan kendaraan paling baik yang ada pada kalian dan berbekallah, sesungguhnya bekal paling baik ialah takwa."

(Hilyatul Auliya', V/325)

➖ Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu berkata: 
"Sesungguhnya Allah memberikan dunia itu agar kalian mencari akhirat dengannya, dan tidaklah Allah memberikannya kepada kalian agar kalian condong kepadanya. Sesungguhnya dunia itu akan binasa sementara akhirat itu abadi." 

(Al-Bidayah wa An-Nihayah, 7/241)

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA