Tak Perlu Kau Salahkan Gurumu


Terkadang seorang murid merasa ada kegagalan dalam belajarnya. Misalnya ketika sudah lulus tetapi ternyata:

1. Belum hafidz Al-Qur'an Al-Karim
2. Belum banyak menghafalkan Hadits
3. Belum mahir dalam Bahasa Arab
4. Belum menguasai ilmu alat atau ushul
5. Belum mempelajari Fikih dengan benar
... dan seterusnya.

Sebagai murid, terkadang seorang tergesa-gesa menyalahkan guru-guru lamanya atau menyalahkan sistem di tempat dahulu dia belajar ...

Padahal bisa jadi mereka sudah berusaha memberikan yang terbaik. Segala yang mereka berikan adalah hal-hal terbaik yang mereka miliki dan mereka tahu. Seandainya mereka punya dan tahu ada yang lebih baik lagi, niscaya mereka memberikannya. Mereka adalah manusia biasa, mereka bukan makhluk yang sempurna.

Terkadang sebenarnya guru-guru tersebut sudah menyiapkan perahu-perahu, hanya saja murid itulah yang malas berlayar menuju pulau-pulau lain.

Maka siapapun guru yang pernah mengajarimu, selalu doakan kebaikan untuk mereka, jadilah murid yang berbakti dan berterima kasih.

Dan tidak ada yang namanya "mantan guru" karena guru yang telah mengajarimu satu huruf didalam agama ini, maka ia adalah bapakmu dalam agama ini.

Dan dalam kitab Ta'lim Muta'allim dkatakan bahwasanya seorang guru itu sangat berhak untuk kau bayar satu huruf nya 1000 dirham, dan tidak ada hak yang paling berhak untuk ditunaikan kecuali hak nya seorang guru.

Adapun kekurangan dan ketertinggalan, maka bangkitlah untuk melengkapi dan mengejar. Jadilah penuntut ilmu yang jujur, sesuai dengan yang kau katakan "aku adalah penuntut ilmu!".

Bersyukurlah ketika kau bisa belajar bersama gurumu, ambillah ilmu dari mereka sebanyak mungkin, karena kau tak akan tahu, sampai kapan kau akan berada bersama mereka, dan tak akan tahu sampai kapan Allah akan izinkan mereka tetap bersamamu.

📝 Fida' Munadzir Abdul Lathif

MAHAD SIBAWAIH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA