Bagaimana Menyikapi Mushibah?


*Hakikat Musibah*

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs At Thaghobun: 11)

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Artinya:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (Qs Al Hadid:22-23)

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Qs Asy Syuro: 30)

*Golongan orang-orang yang Menyikapi Mushibah*

Menurut Ibnul Qayyim Al-Zauziyah dalam kitabnya Uddatus Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin (Bekal Orang-Orang Sabar dan Perbendaharaan Orang-Orang yang Bersyukur) ada empat golongan manusia saat menghadapi musibah: (1) Golongan orang-orang lemah, (2) Golongan orang-orang sabar, (3) Golongan orang-orang ridho, dan (4) Golongan orang-orang bersyukur.

1. Orang-orang yang merasa lemah

Golongan ini adalah senantiasa berkeluh kesah, mencari kambing hitam, mencari kesalahan orang lain dan tidak berintospeksi diri.

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19)
 مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) 

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. (Qs Al Ma'aarij: 19-22)

Inilah golongan terburuk dan terendah. 
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

-Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (quran surat-at-tin-ayat-5)

2. Golongan orang-orang yang bersabar

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ 
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ 
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

3. Orang-orang yang bersyukur

قَالَ ٱلَّذِى عِندَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Qs An Naml: 40)

Tatkala Sulaiman 'alaihissalaam mendapatkan kerajaan yang sangat megahnya    
ia sadar semua yang dimilikinya itu adalah karunia dari Allah untuk menguji agar ia termasuk orang-orang yang bersyukur.

Karena mushibah itu pula dari keni'matan yang diperoleh seorang hamba agar menjadi ujian untuk mensyukurinya yaitu memanfaatkannya untuk kebaikan dirinya dan oranglain.

4. Orang-orang yang Ridho

Inilah kedudukan yang paling karena selain ditimpa akan sesuatu tetapi ia ridho baik suka dan duka. Suatu tingkatan yang sangat tidak mudah didapatkan oleh seorang muslim. Dikarenakan begitu sulitnya meridhoi apa yang ia dapatkan, khususnya yang berkaitan dengan kedzoliman manusia. Maka dengan ridho seseorang akan lebih tenang dan akan lapang jiwanya dan ia tak gentar dalam menghadapi apapun yang menimpanya. Dan tentu yang lebih utama, ia mendapatkan keridhoan Allah.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ»

“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai besarnya ujian. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka; barang siapa yang ridha, maka dia akan memperoleh keridhaan Allah, dan barang siapa yang kesal, maka dia akan memperoleh kemurkaan-Nya.” (Dihasankan oleh Tirmidzi)

Demikian yang bisa kami bahas, mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang menghadapi musibah dengan sikap terbaik. Minimalnya bersabar, lebih utama lagi jika bersyukur dan paling tinggi jika ridho.

Baarakallahu fiikum
Wallahu Waliyyut Taufiq was Sadaad.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA