NGADU KE SIAPA ?


••••
Semua orang pasti pernah merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Di saat tertentu orang hidup bahagia, di saat yang lain pula boleh jadi orang hidup pilu. Ini adalah sunnatullah.
.
Dalam menyikapi masalahnya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya. Ada yang mencurahkan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan pada benda-benda mati.
.
Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial sehingga semua manusia mengetahuinya. Tak peduli apakah itu 'aib atau bukan.
.
Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim "hanya dicurhatkan" kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
.
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,
.
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Yusuf: 86)
.
Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah. Oleh karena itu kita memiliki dzikir,
.
 لَا حَوْلَ وَ لَا قوَّةّ إِلَّا بِا الله
.
Yang maknanya adalah tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan dari Allah.
.
Courtesy ig @rafielfisaputra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA