Menerima kebaikan

Bismillaah...

Menerima kebaikan adalah menyimak, memahami, dan melaksanakan ajakan kebaikan hingga menjadi perbuatan. Setiap ilmu tentang kebaikan yang kita terima bukan sekedar menjadi pengetahuan melainkan harus menjadi amal, sehingga langkah dan kegiatan mencari ilmu tidak sia sia. Betul, bahwa mencari ilmu berpahala dengan sendirinya, tapi akan semakin berlipat pahalanya ketika ilmu yang diterima berbuah amal.

Menerima kebaikan tidak harus memasalahkan sudah atau belum baik penyampainya.
Kita hanya bertanggung jawab menerima kebaikan bukan mengetahui duduk perkara orang yang menyampaikannya.

Baik dan tidak baik penyampai jadi tanggung jawab penyampai, sehingga yang terbebani untuk mengetahui baik buruk perilakunya hanyalah penyampai.
Oleh sebab itu, jangan sampai mengabaikan ajakan kesalehan yang disampaikan oleh orang yang menurut penilaian kita bukan orang sholih.
Kita tidak harus mencibir ajakan bersedekah hanya gara gara orang yang mengajaknya bukan orang yang rajin bersedekah.

Nabi mengatakan, “Ambillah pengetahuan baik itu dari manapun dia keluar.”
Imam Ali menyebutkan, “Lihat isi perkataannya bukan yang mengatakannya.”

Jika bisa berdakwah dengan lisan yg baik, sampaikanlah
Dan ketika orang lain menyampaikan kebaikan, maka ambillah.
Jika belum mampu keduanya, maka tak perlu memantaskan lidah mencibir setiap kebaikan !!!

Dakwah dan tabligh perlu perjuangan, medannya pun berliku.
Tidak cukup hanya dalam hafalan, namun memori dan kosakata sesuai dengan isi yg akan disampaikan haruslah seiringan.
Dan sejatinya, itupun akan dipertanggung jawabkan.
Jika hanya mampu diam, jadilah mustami yg baik.

Rosulullah bersabda : wa la takun khomiisan, FATAHLIK
Menjadi pensiar ilmu kaga bisa
Menjadi penuntut ilmu kaga doyan
Menjadi pendengar ilmu sulit
Menjadi simpatisan ilmu pahit

Bahaya hati akan semakin sempit melihat orang semakin maju dan berilmu, namun pada akhirnya diri jadi pembelot setiap kebaikan.
Maka.., jangan seperti itu, celaka !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA