Kajian Tauhid



Kajian Tauhid

Pengertian Tauhīd
Tauhīd, secara bahasa artinya adalah ‘mengesakan’. Adapun secara
istilah, tauhīd adalah ‘mengesakan Allah dalam beribadah’.
Dan tauhid adalah inti dari ajaran Islam yang seorang muslim baik laki-laki maupun wanita wajib mempelajarinya. Tauhid merupakan modal seseorang untuk masuk ke dalam Surga. Meskipun dia harus
diazab di dalam Neraka terlebih dahulu karena dosa yang telah ia lakukan, kalau tauhidnya baik, dia akan masuk Surga.

Syaikhul-Islam berkata, “Ibadah adalah taat kepada Allah dengan menjalankan perintah Allah yang disampaikan melalui lisan para rasul (utusan)-Nya.” Beliau juga berkata, “Ibadah adalah kata yang mencakup segala perkara yang dicintai dan diridai Allah baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan
yang tampak maupun yang tersembunyi.”

Urgensi Belajar Tauhid

Maka tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir. Ilmu tauhid bagi ilmu-ilmu agama yang lainnya semisal fikih, akhlak, muamalah,
sirah (sejarah hidup) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, bahasa Arab, dan sebagainya adalah
ibarat kepala bagi tubuh.

Tauhid landasan amal

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat
menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

                Sebanyak apa pun amalan seseorang, jika ia meninggal dunia tanpa menauhidkan Allah Ta‘ālā maka gugur dan sia-sialah amalnya. Sebabnya, dosa syirik jika dibawa mati (tidak tobat darinya sebelum meninggal) maka tidak akan diampuni oleh Allah Ta‘ālā. Ibaratnya, seseorang yang tubuhnya sehat tidak mengidap sedikit pun penyakit, tetapi kepalanya putus, maka tubuhnya tidak ada manfaatnya sedikitpun. Wal ‘iyādzu billah.

Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik
laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).


Tauhid dakwah Setiap nabi dan rasul

Setiap nabi dan rasul memulai dakwahnya dengan dakwah tauhid. Mereka tidak memulai dakwah dengan memperbaiki perekonomian. Tidaklah pula mereka memulainya dengan merebut kekuasaan. Namun, para nabi dan rasul semuanya—mulai dari Nabi Nuh hingga  Nabi Muhammad—memulai dakwah dengan tauhid, yaitu agar umat manusia memurnikan ibadah hanya untuk Allah Ta‘ālā, dan  memberantas noda-noda syirik.

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada setiap umat (untuk menyerukan): “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut” (2) . (QS. An– Nahl: 36).

Ibnu Mas’ud  berkata: “Barang siapa yang ingin
melihat wasiat Muhammad  yang tertera di atasnya
cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca
firman Allah : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah
kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh
Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik
sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku
berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan
tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang
lain. “

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA