Keutamaan Mencari & Belajar Ilmu Agama

"Keutamaan Mencari & Belajar Ilmu Agama"
Jika kita mengetahui keutamaan ilmu ini, pasti akan semakin semangat untuk belajar Islam. Jika keutamaannya semakin membuat seseorang dekat dengan Allah swt, diridlai malaikat dan membuat penduduk langit, juga bumi tunduk, maka itu sudah jadi keutamaan yang luar biasa.
Dari Katsir Ibn Qais, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda` di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata,
“Wahai Abu ad-Darda`, aku sungguh mendatangi dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda` lantas berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridla pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintai ampunan oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu ('alim) dibanding ahli ibadah ('abid) adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham (harta). Siapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (Sunan Abi Dawud no. 3641. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dan sungguh sangat indah apa yang dikatakan oleh Ibnul-Qayyim,
“Seandainya keutamaan ilmu hanyalah kedekatan pada Rabbul-‘alamin (Rabb semesta alam), dikaitkan dengan para malaikat, berteman dengan penduduk langit, maka itu sudah mencukupi untuk menerangkan akan keutamaan ilmu. Apalagi kemuliaan dunia dan akhirat senantiasa meliputi orang yang berilmu dan dengan ilmulah syarat untuk mencapainya” (Miftah Daris-Sa’adah, 1: 104).
Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Siapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (Shahih al-Bukhari no. 71 dan Shahih Muslim no. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah swt. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad Ibn Shalih al-‘Utsaimin dalam Kitabul-‘Ilmi, hal. 21.

* Diringkas dari tulisan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA