Akhlak Mulia dan Fadhilahnya


"Sesungguhnya aku di utus,hanya untuk menyempurnakaan yang baik"(HR. Bukhory). Sebuah risalahyangmengajak kepada kebaikan dan ketentram hati. Risalah itu tak lain adalahakhlak mulia. Sebab sesungguhnya akhlak mulia merupakan bagian penting dalamagama ini, yang dengan mengamalkannya dapat menyelamatkan pelakunya dari nerakadan menghantarkannya ke surgaNya.
Imam Al-Ghazali berkata: " Danhakikatnya adalah bahwa khuluq (akhlak) dan khalq (penciptaan) adalah dua katayang digunakan secara bersamaan, dikatakan, "si fulan baik khalq dankhuluqnya (si dia baik fisik dan akhlaknya), yaitu baik zahir dan batin. Jadi,yang dimaksud dengan khalq itu adalah bentuk zahir, sedangkan khuluq itu adalahbentuk batin. Jadi, khuluq itu adalah suatu bentuk atau sifat yang kuat padajiwa, yang melahirkan pekerjaan-pekerjaan dengan mudah dan ringan tanpa butuhpemikiran dan pertimbangan. Apabila bentuk dan sifat yang ada pada jiwa itumelahirkan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan terpuji secara akal dan syar’i,maka bentuk dan sifat itu disebut akhlak yang baik, demikian sebaliknya.
Demikianlah penjabaran ImamAl-Ghozali dalam mendefenisikan akhlak mulia. Dan ketika berbicara tentangakhlak, maka tidak akan terpisah dengan dua hal yang selalu berkaitan, yaituakhlak baik kepada Allah (Khaliq) dan akhlak baik kepada manusia (makhluq), sebagaimanafirman Allah: Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapatkemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karenamereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yangbenar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.  (Ali Imran112)
1). Hablum minallah ,maknanya ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk Islam atau beriman denganIslam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akherat. Atau tundukkepada pemerintahan Muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu sebagaimanayang diatur oleh Syari'ah dalam perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi(yaitu orang kafir yang menjadi warga negara Islam) untuk mendapatkan jaminanperlindungan hak-haknya sebagai manusia di dalam kehidupan dunia saja, danmendapat ancaman adzab di akhirat. (Lihat Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi, dan Tafsir Ibnu Katsir tentang pengertian surat Ali Imran 112).


2). Hablum minan-nas , maknanya ialahperjanjian dari berinteraksi dengan sesama manusia, maka jaminan yang bisadipercaya hanyalah dari kaum Muslimin yang dibimbing oleh Syari'at AllahTa'ala.
Dengan demikian, akhlaqulkarimah dibangun di atas kerangka hubungan dengan Allah melalui perjanjian yangdiatur dalam Syari'at-Nya berkenaan dengan kewajiban menunaikan hak-hak AllahTa'ala dan juga kerangka hubungan dengan sesama manusia melalui kewajibanmenunaikan hak-hak sesama manusia baik yang muslim maupun yang kafir. Darikerangka inilah kemudian diuraikan kriteria akhlaqul karimah . Hak-hak Allahitu ialah mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain-Nya.Yaitu menunaikan tauhidullah dan menjauhi syirik , mentaati Rasul-Nya dan menjauhibid'ah (yakni penyimpangan dari ajarannya). Dan inilah sesungguhnya prinsiputama bagi akhlaqul karimah , yang kemudian dari prinsip ini akhlaq Rasulullahshallallahu `alaihi wa alihi wa sallam dipuji dan disanjung oleh Allah Ta'aladalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya engkau (hai Muhammad) di atas akhlaq yang agung.” ( Al-Qalam: 4). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan tentang ayat ini:“Danadapun akhlaq yang agung yang Allah terangkan bahwa ia itu ada pada Muhammadshallallahu `alaihi wa alihi wa sallam , pengertiannya adalah pengamalansegenap ajaran agama ini, yaitu segenap apa yang Allah perintahkan denganmutlak.” ( Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah jilid ke 10 halaman 658).
Dalam pengertian yang demikian inilah akhlaq Rasulullah shallallahu `alaihi waalihi wa sallam sebagai penafsiran yang sah bagi ajaran Allah yang ada di dalamAl-Qur'an, sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Aisyah Ummul Mu'mininradliyallahu `anha :
“Akhlaq Rasulullah itu adalah Al-Qur'an.” (HR. Muslim ).
Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Muflih Al-Maqdisi rahimahullah dalam kitabnyaAl-Aadaab Asy-Syar'iyyah menerangkan tentang pengertian daripada pernyataanA'isyah ini sebagai berikut:
“Maksudnya ialah, bahwa beliau berpegang dengan adab-adab yang diajarkan oleh Al-Qur'an,dan segenap perintah yang ada padanya dan juga segenap larangannya, jugaberpegang dengan apa yang dikandunginya dari kemuliaan akhlaq dan kebaikanperangai serta kelembutan.” ( Al-Aadaab Asy-Syar'iyyah , jilid ke dua hal.194).

Bahkan Rasulullah shallallahu `alaihiwa sallam menyatakan:
“Sesungguhnya seorang Mu'min itu akan bisa mencapai derajat amalan puasa danshalat malam dengan memiliki akhlaq yang baik.” (HR. Abu Dawud dalam Sunan nya,Kitabul Adab bab Fi Husnil Khuluq hadits ke 4798 dari A'isyah radliyallahu`anha ).

Al-`Allamah Abit Thayyib MuhammadSyamsul Haq Al-Adhim Abadi rahimahullah dalam kitabnya Aunul Ma'bud SyarahSunan Abi Dawud menerangkan makna hadits tersebut di atas:
“Orang Mu'min yangmempunyai akhlaq yang baik diberi keutamaan yang besar seperti ini, karenamemang orang yang puasa dan orang yang shalat malam adalah orang-orang yangberjihad melawan hawa nafsunya. Demikian pula orang yang akhlaqnya baikterhadap manusia, walaupun kenyataannya manusia itu beraneka ragam tabiatnyajuga tingkah laku mereka yang berbeda-beda satu dengan lainnya, maka dengantetap dia berakhlaq yang baik kepada semua mereka itu, berarti dia harusberjihad melawan berbagai hawa nafsu dari banyak orang itu. Sehingga dengandemikian, Mu'min yang berakhlaq seperti ini mencapai keutamaan seperti yangdicapai oleh orang yang banyak puasa sunnah dan selalu menunaikan shalat malam.Kedudukannya sederajat dengan mereka, bahkan kadang-kadang derajatnya lebihtinggi.” ( Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud juz 13 halaman 154).
Juga Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam menegaskan tentangkeutamaan orang  Mu'min yang mempunyaiakhlaq yang mulia dalam sabda beliau sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalangan kalian adalah yang paling baikakhlaqnya.” (HR. Bukhari dalam Shahih nya Kitabul Adab bab Husnul Khuluq wasSakha' wa Maa Yukrahu Minal Bukhli hadits ke 6035 dari Abdullah bin Amr, lihatFathul Bari juz 10 hal. 456).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA