Iman Dengan Bashirah

Pembaca yang budiman, sagala puji bagi Allah yang telah menyampaikan kita dalam aqidah yang kuat yang didasari keimanan.
Dalam membentuk iman yang kuat maka umat muslim harus memiliki bashirah.
Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya(Q., s. al-Qiyamah / 75:14-15).
Sebagian mufasir, antara lain al-Farra', Ibn 'Abbas, Muqatil dan Sa'id ibn Jabir menafsirkan bashirah pada ayat ini sebagai mata batin, seperti yang dikutip oleh al-Maraghi, dan Fakhr al-Razi menafsirkan dengan akal sehat. Menurut Ibn Qayyim al-Jawzi, bashirah adalah cahaya yang ditiupkan Allah ke dalam Qalb, oleh karena itu ia mampu memandang hakikat kebenaran seperti pandangan mata.
Jika dikaitkan dengan sistem nafs manusia, maka arti bashirah yang tepat adalah seperti yang dipaparkan al-Farra dan Fakhr al-Razi, yaitu mata batin atau akal sehat. Akal yang sehat jika digunakan secara optimal memungkinkannya mencapai kebenaran, karena ia memiliki kekuatan yang sama dengan pandangan mata batin, dan itu akan muncul secara optimal pada orang yang memiliki.
Jika dibandingkan dengan qalb, maka hati nurani memiliki pandangan yang lebih tajam dan konsisten. Pada surat al-Qiyamah / 75:14-15 di atas disebutkan bahwa bashirah itu tetap bekerja melihat meskipun manusia masih mengemukakan alasan-alasannya. Ayat ini sebenarnya juga mengisyaratkan karakter qalb yang tidak konsisten, yang meskipun mengerti kebenaran tetapi masih berusaha mengelak dengan mengemukakan alasan-alasan. Jadi hati nurani tetap jujur dan konsisten meskipun hati manusia masih berusaha untuk menutup-nutupi kesalahannya atau berdalih dengan berbagai alasan. Kekuatan konsistensi bashirah adalah sangat wajar, karena seperti dikatakan oleh Ibn al-Qayyim al-Jawzi bahwa bashirah itu adalah nur Allah yang ditiupkan ke dalam qalb.
Bashirah atau hati nurani bukan hanya diperlukan untuk introspeksi diri, tetapi juga untuk secara jujur memahami dan mengakui kebenaran agama. Dalam surat Yusuf / 12:108 disebutkan:
Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata (bashirah) (Q., s. Yusuf / 12:108).
Ibn katsir menafsirkan bashirah dalam ayat ini dengan mengatakan bahwa kebenaran agama Allah ini merupakan keyakinan yang bisa diuji dengan bashirah.
Dari keterangan al-Qur'an menyangkut nafs maka struktur bashirah dalam sistem nafs dapat digambarkan sebagai berikut. Manusia memiliki dimensi rohani yang terdiri dari nafs,'aql, qalb, ruh dan bashirah. Nafs diibaratkan sebagai ruangan yang sangat luas dalam alam rohani manusia.

Dari dalam nafs itulah manusia digerakkan untuk menangkap fenomena yang dijumpai, menganalisisnya dan mengambil keputusan. Kerja nafs dilakukan melalui jaringan qalb, aql, dan bashirah, tetapi semua itu baru berfungsi ketika roh berada dalam jasad dan fungsi kejiwaan telah sempurna.

Qalb merupakan bagian dalam nafs yang bekerja memahami, mengolah, menampung realitas sekelilingnya memutuskan sesuatu. Sesuai dengan potensinya maka qalb merupakan kekuatan yang sangat dinamis, tetapi ia temperamental, fluktuatif, emosional dan pasang surut. Untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadap, qalb bekerja dengan jaringan akal, tetapi kondisi qalb dan akal seringkali tidak optimal sehingga masih dimungkinkan terkontaminasi oleh pengaruh syahwat, atau dorongan kepada hal-hal yang bersifat negatif, dan dalam keadaan demikian, 'aql dan qalb dapat melakukan belahan mental, yakni memandang sesuatu yang salah, dengan alasan-alasan yang dibuatnya, seakan-akan yang salah satu itu wajar. Bashirah bekerja mengkoreksi penyimpangan yang dilakukan oleh qalb dan 'aql. Dapat juga disebutkan bahwa kondisi qalb dan aql yang tingkat kesehatannya optimum itulah yang disebut hati nurani atau bashirah.
Disinilah kinerja bashirah sebagai alat perbaikan terhadap akal dan qalbu .Bahwa seorang muslim harus meiliki perwujudan kinerja bashirah. Ali radhiallahu ‘anhu berwasiat kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,“Wahai Kumail bin Ziyad. Hati manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu, hati yang terbaik adalah hati yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu.
Manusia itu terdiri dari 3 kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan gembel, dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.” (Hilyah al-Auliya 1/70-80).

Karena itu bashirah menjadikan qalbu seseorang itu baik:
"Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati". (HR Muslim, no. 1599.)

“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Jika kita renungkan, sebenarnya Allah SWT menginginkan agar seluruh hamba-hamba-Nya dapat memiliki hati yang bersih, yang dapat mengantarkan mereka pada surga Allah SWT, sekligus untuk menyempurnakan segala kenikmatan yang diberikan kepada seluruh hamba-hamba-Nya. Dan untuk menyucikan hati manusia, Allah menurunkan Al-Qur’an (agama Islam), guna dijadikan pedoman hidup manusia: “Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah : 6)

Dari berbagai sumber

Sekian Yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kesalahannya. Kritik saudara kami harapkan. Terima kasih. Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wafil’aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar

Jazakallah koiron katsiron

Info______________________________________________________Jadwal Pengajian__________________________________________
1. Pengajian bulanan Masjid Ar-Risalah (waktu disesuaikan)
2. Pengajian dhuha di masjid Al-Fitrah Rumah Sakit Pindad setiap sabtu-minggu pkl 07.00 wib.
3. Kuliah Dhuha di Masjid Istiqamah jl taman citarum setiap minggu pkl 08.00 wib
4. Pengajian remaja di masjid Nurul Hidayah jl babakan sari rw 14 setiap hari selasa ba’da sholat isya.
5. Pengajian jelang dzuhur setiap minggu ketiga bulan masehi di masjid Warotsatul Anbiya Babakan Sari pkl 10.00 wib.
6. Pengajian Dhuha Masjid Al-Furqon Sari Indah setiap Sabtu pkl 07.30 WIB
7. Pengajian Ahad di masjid PP Persis Viaduct Setiap minggu pkl 07.00 WIB
8. Ta’lim Muslimah Masjid Ar-Risalah setiap senin, kamis dan sabtu pkl 16.00

facebook : Mutiara Ar-Risalah , ArRisalah Press

info
Hadirilah dan ikuti
Ma,ruf (masa ta’aruf) PC Pemuda Persis Batununggal di GSPT jl Maleer v kecamatan Batununggal Bandung. Acara Berlangsung dari pkl 07.00 – 17.00

Redaksi
Buletin Mutiara Ar-Risalah terbit setiap bulan. Diterbitkan oleh: Forum Pemuda Masjid Ar-Risalah.
Pimpinan Dakwah: Rendi Handoko
DKM : Bpk Darohmadi
Penanggung jawab: Rizky Ramadhan (085860747496). Penyunting ; Rizky Ramadhan dan Rendi Handoko
Anggota : Mustaji, Radja, Riyanto dan Santri Madrasah
Ar-Risalah.
Alamat mesjid Ar-risalah: Jl Mekar Sari RT02/ RW 17 no mesjid 28B Babakan Sari – Kiaracondong

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA