KEHARUSAN MENGIKUTI MANHAJ SALAFUS SHALIH


A. Definisi Manhaj
Manhaj menurut bahasa artinya jalan yang jelas dan terang. Allah S.W.T berfirman yang artinya:
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (Q.S. Al-Maidah: 48)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Maksudnya, jalan dan syari’at.”
Sedang menurut istilah, manhaj ialah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap pembelajaran ilmiyyah, seperti kaidah-kaidah bahasa Arab, ushul ‘aqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam Islam beserta pokok-pokoknya menjadi teratur dan benar.
Jadi dapat disimpulkan, manhaj itu adalah jalan, cara, atau metode yang digunakan.

B. Definisi Ahlus Sunnah
Adapun definisi As-Sunnah menurut bahasa adalah jalan atau cara.
Dan makna As-Sunnah menurut istilah adalah petunjuk yang telah dilakukan (dicontohkan) oleh Rasulullah S.A.W, baik tentang ilmu, keyakinan, perkataan, dan perbuatan.
Sedangkan yang di maksud dengan Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang mengikuti jalan hidup yang telah dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W.

C. Definisi Salafus Shalih
Adapun definisi Salaf, Salaf berasal dari kata salafa-yaslufu-salafun, artinya telah lalu. Kata salaf juga bermakna: seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan. Karena itu generasi pertama dari umat ini dari kalangan para tabi’in disebut sebagai as-salafush-shalih.
Sedangkan definisi salaf menurut istilah, salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan untuk para sahabat. Ketika yang disebutkan salaf maka yang dimaksud pertama kali adalah para sahabat. Adapun selain mereka itu ikut serta dalam makna salaf ini, yaitu orang-orang yang mengikuti mereka. Artinya, bila mereka mengikuti para sahabat maka disebut salafiyyin, yaitu orang-orang yang mengikuti salafush shalih.

D. Kewajiban Mengikuti Manhaj Salafus Shalih
Mengikuti jalan para ‘ulama salaf adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah dalam segala perkara agama. Dan dalil akan wajibnya berasal dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’ (kesepakatan) para ‘ulama dari zaman ke zaman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (Q.S. At-Taubah: 100)
Ayat ini sangat tegas menunjukkan wajibnya mengikuti jalan para Salaf dan bahwa orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik akan mendapatkan keridhaan dan mendapat pahala surga. Maka ini menunjukkan bahwa orang yang tidak mengikuti mereka akan mendapat siksaan dan tidak akan mendapatkan keridhaan.

Dan Allah menjadikan keimanan para shahabat sebagai simbol kebenaran dan petunjuk, didalam firman-Nya Allah menegaskan :

“Maka jika mereka beriman seperti apa yang kalian telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kalian dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah : 137)

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah S.A.W menjelaskan, bahwa generasi terbaik adalah generasi para shahabat, pengikut shahabat (thabi’in), dan pengikut pengikut shahabat (ithabi’u thabi’in)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Sabik-baiknya manusia adalah generasiku kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi, kemudian datang satu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya”
(Hadits mutawatir, sebagaimana telah ditegaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Al-Ishobah 1/12 dan Al-Muanawiy dalam Faidhul Qadir 3/478 serta disetujui oleh Al-Kataaniy dalam kitab Nadzmul Mutanatsir hal.127)
Maka, jelaslah bahwa umat yang terbaik adalah orang yang mengikuti manhaj para salafus shalih dari kalangan shahabat, thabi’in, dan pengikutnya. Karna manhaj atau jalan inilah yang lurus dan murni, jalan yang tak tercampur oleh bid’ah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA