Mari Kita Semua Menuju Kebaikan

Deden Al Faruq.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun* (HR. Ahmad)
Sahabat...
Kita mungkin pernah membaca kisah saat Rasulullah shalahu alaihi wasallam sholat di depan ka’bah, lalu tiba-tiba seorang Quraisy mengambil isi perut onta dan menghamburkannyake atas tengkuk beliau shallallahu alaihi wasallam, kala itu beliau dalam keadaan sujud..
Atau kisah tentang lorong-lorong Makkah yang pernah menjadi saksi saat orang-orang Quraisy menyakiti beliau dengan beragam siksaan, mulai dari siksaan mental hingga siksaan fisik. Pemandangan itu membuat sang putri tercinta Fatimah radhiallahu anha tak kuasa membendung tangis karenanya..
Namun senyum ketegaran tetap saja terukir diwajah beliau shallahu alaihi wasalam, seraya berucap:
,”Wahai anakku, janganlah engkau menangis, sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu”.
Atau mungkin tentang kisah kesaksian Uhud saat rantai besih menghujam pipi dan memecahkan rahang beliau shallahu alaihi wasallam..
Demikian juga kisah tentang penolakan penduduk Thaif, serta kisah pahit lainnya yang membuat jemari ini tak kuasa menuliskannya..
Tentunya kisah-kisah tersebut bukan sekedar penggalan sejarah yang hanya dibaca sebagai pelengkap wawasan saja..
Lebih dari itu, kisah-kisah diatas mengajari kita tentang sikap yang harus diambil sebagai konsekuensi pilihan hidup kita, agar kita tetap tegar dihadapan mereka yang tak mengerti jalan yang kita pilih.
Disana juga ada penegasan lain, bahwa perjuangan dalam konteks apapun selalu berat, karena hidup di jalan Allah lebih berat ketimbang mati dijalan yang sama..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA