"Shirath (Jembatan) Di Akhirat Yang Pasti Dilewati"


Al-Qur`an dan hadits menjelaskan bahwa setiap orang akan melewati shirath (jembatan) di akhirat. Shirath tersebut dibentangkan di atas neraka. Disebrang shirath terdapat jembatan lagi menuju surga yang bernama jembatan qantharah. Setelah jembatan qantharah inilah surga berada. Selamat dan tidaknya seseorang melewati shirath/qantharag ini tentu ditentukan oleh amalan-amalannya selama di dunia terkhusus berkaitan dengan amanah, shilaturrahim (hubungan dengan kerabat keluarga) serta tindak kezhaliman dengan orang-orang beriman selama di dunia.
Qantharah adalah suatu tempat yang berada setelah shirath. Di qantharah, terjadi qishash (hukuman) untuk menghilangkan rasa dendam, hasad dan rasa dengki di antara orang-orang yang beriman.
> Hadits tentang “Qantharah”
Setelah orang-orang beriman selamat melewati shirath, mereka akan berhenti di suatu tempat bernama “qantharah”. Dari Abu Sa’id al-Khudhri radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَخْلُصُ المُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ، فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا
“Setelah orang-orang beriman diselamatkan dari neraka (selamat melewati shirath), mereka tertahan di qantharah yang ada di antara surga dan neraka. Maka ditegakkanlah qishash di antara mereka akibat kezhaliman yang terjadi di antara mereka selama berada di dunia. Setelah dibersihkan dan dibebaskan, mereka pun diijinkan masuk surga. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh mereka lebih mengetahui tempat mereka di surga daripada tempatnya ketika berada di dunia.” (Shahih al-Bukhari no. 6535).
> Ayat & Hadits-hadits tentang Shirath
Allah swt berfirman :
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi (jembatan di atas neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan (QS. Maryam [19] : 71).
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
"Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para shahabat) bertanya:
“Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau,
“Llicin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dân …” (Disepakati Keshahihannya).
وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري
Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah (Rasulullah saw) orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu:
“Ya Allâh, selamatkanlah, selamatkanlah”.
Pada shirâth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Shahabat menjawab,
“Pernah, wahai Rasûlullâh. Maka ia seperti duri pohon Sa’dân, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allâh. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka” (Shahih al-Bukhâri).
Semoga Allah swt menyelamatkan kita semua melewati shirath, qantharah dan sampai surga dengan selamat. Amin ya mujibas-sa`ilin
Wal-'llahul-Musta'an. Wal-'iyadzu bil-'Llah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA