· --Kemuliaan Menjaga Pandangan--

Afifah Fetha Nur Azizah
--Kemuliaan Menjaga Pandangan--
Kedudukan wanita dalam islam cukup mulia. Bahkan terdapat hadits yang mengatakan bahwa sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. Namun, wanita juga bisa menjadi fitnah yang besar, sesuai dengan hadits berikut:
Tidak pernah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada fitnah para wanita. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Mengapa wanita bisa menjadi fitnah bagi kaum Adam?
“Wanita adalah aurat, jika ia keluar maka syaitan memandangnya” (HR At-Thirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Maksud dari hadits di atas adalah, berkata Al-Mubarokfuuri, “Yaitu syaitan menghiasi wanita pada pandangan para lelaki, dan dikatakan (juga) maksudnya adalah syaitan melihat wanita untuk menyesatkannya dan (kemudian) menyesatkan para lelaki dengan memanfaatkan wanita tersebut …”(Tuhfatul Ahwadzi 4/283)
Berkata Al-‘Ala’ bin Ziyad, “Janganlah engkau mengikutkan pandanganmu pada pakaian seorangwanita. Sesungguhnya pandangan menimbulkan syahwat dalam hati”
Sahabat, syaitan memang tak henti-hentinya menggoda manusia untuk terjerumus dalam kesesatan dan menjauhi perintah Allah. Bahkan hanya dengan memandang pakaian wanita pun hal tersebut bisa menjadi salah satu cara bagi syaitan untuk menjerumuskan manusia menuju maksiat. Maka, menjaga pandangan inilah yang bisa menjadi salah satu upaya untuk menghindari fitnah ini. Sesuai dengan firman Allah:
Ibnul Qoyyim berkata, “Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu, yang keempat pintu tersebut adalah kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan tindakan”
Tidak hanya laki-laki, wanita pun diperintahkan oleh Allah untuk menjaga pandangannya, sesuai dengan firman Allah yang artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,”(QS. An Nuur: 30-31)
Dari ayat di atas, kita tahu bahwa Allah memerintahkan untuk menjaga pandangan ini kepada manusia baik laki-laki maupun wanita. Di zaman sekarang, hal ini memang cukup sulit untuk diamalkan tidak seperti zaman dahulu mengingat saat ini musuh Islam telah berhasil menyebarkan sarana untuk merusak akhlak kaum muslimin bahkan sampai ke dalam rumahnya. Meskipun ketika kita sedang dalam keadaan sendiri, godaan tersebut tetap saja ada. Diantaranya melalui tayangan televisi, kemudahan berkomunikasi, beberapa sosial media, dan yang lainnya yang mungkin bisa menjadi pintu syaitan bagi kita untuk melakukan maksiat. Maka dari itu, menjaga pandangan saat ini memang cukup sulit bagi mereka yang tetap ingin menjalankan sunah Rasulullah. Sebagai balasannya, Allah pun akan memberikan balasan sesuai dengan pengorbanan yang diberikan,
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan menggantikan bagi engkau yang lebih baik darinya” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Namun ada kalanya kita tidak sengaja ketika kita menatap yang diharamkan oleh Allah. Hal tersebut tidak apa-apa karena tidak sengaja asalkan tidak diikuti oleh pandangan yang berikutnya, namun alangkah baiknya jika kita mencegahnya dengan menundukan pandangan, sesuai dengan sabda Rasulullah:
Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali radliyallahu ‘anhu,
“Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Ketika mendengar perintah ini, mungkin ada banyak respon yang diberikan. Jika kita merasa bahwa mungkin kita telah mempraktekan amalan ini, tetapi berhati-hatilah dengan peringatan Allah mengenai pandangan mata yang berkhianat.
Berkata Syaikh Muhammad Amin, “Dengan demikian engkau mengetahui bahwasanya firman Allah (Dia mengetahui pandangan mata yang berhianat, QS 40 ayat 19) merupakan ancaman terhadap orang yang berkhianat dengan pandangannya yaitu dengan memandang kepada perkara-perkara yang tidak halal baginya” (Dzammul Hawa hal 65)
Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini, “Seorang pria berada bersama sekelompok orang. Kemudian lewatlah seorang wanita maka pria tersebut menampakkan kepada orang-orang yang sedang bersamanya bahwa dia menundukkan pandangannya, namun jika dia melihat mereka lalai darinya maka diapun memandang kepada wanita yang lewat tersebut, dan jika dia takut ketahuan maka diapun kembali menundukkan pandangannya. Dan Allah telah mengetahui isi hatinya bahwa dia ingin melihat aurat wanita tersebut.”
Bicara tentang menjaga pandangan, bukan berarti kita menjaganya untuk dilihat orang. Hal ini kembali kepada niat kita untuk ikhlas atau mengharap ridha Allah. Dalam beramal memang hal ini menjadi salah satu kunci diterimanya suatu amalan. Jadi niatkanlah kita melakukan amalan ini untuk mendapatkan cinta-Nya, serta terhindar dari fitnah wanita.
Berdasarkan tulisan di atas kita tahu betapa sulitnya menjaga pandangan di zaman ini, maka dari itu Allah pun memerintahkan manusia untuk bertaubat agar mendapatkan ampunanNya setelah kita berikhtiar untuk menjaga pandangan. Hal ini sesuai dengan firman Allah diakhir ayat,
Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kalian beruntung. (An-Nuur 31).
Ghadhul Bashar itu indah :)
Arrosikhuna fil 'ilmi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA