APA YANG SESUNGGUHNYA TERJADI PADA 17 RAMADHAN?



Bismillaahi wash shalaatu wassalaamu ‘alaa Rasuulillaah amma ba’du.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr: 1)
Mendekati 17 Ramadhan biasanya masyarakat kita mengadakan acara peringatan, lomba-lomba, acara makan-makan, dan jenis pesta lainnya.
Ada perbedaan pendapat mengenai turunnya Al Quran, namun yang akan kami paparkan disini adalah pendapat yang terkuat dari imam As Suyuthi
Sebelum disampaikan oleh Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam, Al Quran telah turun secara UTUH ke langit dunia di saat Lailatul Qadr. Kemudian, Allah turunkan secara berangsur angsur selama masa kenabian.
Berikut ini perkataan dari Abdullah ibn Abbas :
أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العِزّة من السماء الدنيا، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 23 tahun.”
(HR. Thobari, An Nasai dalam Sunanul Kubro, shahih)
Imam ibnu Katsir mengatakan,
وحكى الإجماع على أن القرآن نزل جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العزة في السماء الدنيا
Disebutkan adanya ijma’ bahwa al-Quran turun secara utuh dari lauhul mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/502 dan al-Itqan, 1/118).
📙 LALU KAPAN NUZULUL QURAN?
Turunnya Al Quran adalah ketika malam Lailatul Qadr, yaitu sekitar 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Waktu kapannya tidak pasti selain hanya di malam ganjil di bulan ramadhan, Dan ini berganti ganti setiap tahun
Maka, mengenai 17 Ramadhan sebagai hari Nuzulul Quran adalah KURANG TEPAT dan bisa dikatakan tidak ada dasarnya saudaraku…
Dalam Al qadr tadi disebutkan bahwa Allah menurunkan Al Qur’an pada Lailatul Qadar. Malam ini adalah malam yang diberkahi sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi” (QS. Ad Dukhon: 3).
Malam yang diberkahi yang dimaksud di sini adalah Lailatul Qadar yang terdapat di bulan Ramadhan. Karena Al Qur’an itu diturunkan di bulan Ramadhan.
Sedangkan telah kita pahami bahwa lailatul qadr itu ada di malam ganjil pada 10 hari terakhir, maka Sudah gugurlah pendapat yg menyatakan al quran turun di tanggal 17 ramadhan.
📙📙 APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Saudaraku, pernahkah kita berpikir..
Apa yang Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan pada bulan yang diturunkannya Al Quran ini?
كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al Qur’an bersamanya” (HR. Al Bukhari)
Tidak cukup hanya sampai situ, bahkan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan panjang 1 rakaatnya adalah bacaan dari Al Baqarah, Ali Imran, lalu An Nisa (sekitar 5 juz) dimana beliau membacanya penuh dengan penghayatan. Tidak dengan acara makan-makan, pesta, nyanyi-nyanyi, dan lainnya.
Bahkan ‘ulama madzhab yang utama diikuti di Indonesia, ya, Imam Syafi’i pun tidak mengadakan pentas seni ketika hari diturunkannya Al Quran.
Tak perlu lah kita bikin berbagai acara dzikir lah, mabit lah, Pesta atau apapun di malam 17 ramadhan. Karena seandainya nuzulul quran benar tanggal 17 ramadhan, tentu kita akan dapati riwayat bagaimana para sahabat mengamalkan amalan khusus.
Seharusnya di bulan ramadhan ini kita dekat dengan al quran gak terkhusus cuman satu hari doang, Tapi 30 hari kalo bisa malah seumur hidup kita.
Imam Syafi’i rahimahullahu ta’ala sangat menghargai datangnya bulan Ramadhan, dengan mengkhatamkan Al Quran sebanyak 60x dalam sebulan.
Sementara kita…Apa yang sudah kita lakukan? Apa kita anggap sombong nan angkuh sehingga berharap sejajar dengan mereka ?
Apalah kita dibanding mereka? Mereka ulama terdahulu yang berbicara demi maslahat umat, sedankan kita bicara agar kita dipandang orang sebagai alim.
Kita masih saja ribut tarawih 11/23 rakaat. Udah gitu pulangnya juga barengan lagi, Baru aja 30 menit berdiri udh cape kakinya.
Udah pegel gara gara kebanyakan makan, itu pun kebanyakan yg dibaca hanya surat pendek/ayat pendek.
Pernah gak sih kita bertanya tanya kepada diri kita sebebarnya apa sih yang salah ? Bukankah kita pernah dengar suatu Statement sahabat dalam sebuah hadits bahwa mereka dalam suatu waktu pernah khawatir TIDAK BISA SAHUR gara gara shalat tarawih.
Bisa dibayangin gak tuh ? sekitar 7 jam tarawih ! Apa yang membuat mereka kuat ? tidak lain tidak bukan iman mereka. Karena kekuatan kita dengan mereka tentu sama, tapi iman lah yang membedakan. Iman tersebut yang memberi mereka kekuatan tambahan.
Ketahuilah Ramadhan bukanlah sekedar hari nuzulul Quran (hari diturunkannya Al Quran), melainkan juga sejauh mana kita ingin dekat dengan Al Quran? Sejauh mana kita ingin menghargai momen bulannya Al Quran ini?
Karena nuzulul Quran adalah bukan dengan merayakannya, nuzulul Quran bukan sekedar acara peringatan, Yang cuman dilakuin 1 tahun sekali
Tapi nuzulul Quran adalah sejauh apa setiap hari kau ingin mencintai, mentadabburi dan mengamalkan Al quran ?
***************
Yang menulis belum tentu lebih baik daripada yang membaca, Seandainya ada kekeliruan kata kami mohon maaf. Hal ini bukan bermaksud memecah belah umat.
Tapi untuk menyatukan umat yang berpecah belah agar mereka mengenal tuntunan islam. Gini loh rasul ﷺ bersikap di tanggal 17, Gini nih Sunnahnya. Yuk dekati sunnah rasul صلى ا لله عليه وسلم jauhi perbuatan yang tidak pernah beliau contohkan dalam hal agama.
NOTE : Bagi Yang mendapat BC ttg kurang lebih bunyinya "Barang siapa yg mengingatkan bahwa hari ini adalah nuzulul quran maka ia akan terbebas dari api neraka" atau hadits lain semisal MAKA KETAHUILAH BAHWA ITU HADITS PALSU made in indonesia asli. Jadi jangan disebar ya
***********************
WAllahu ta’ala a’lam bish-shawab.
"Barang siapa yang menunjukan kepada kebaikan, maka ia seperti orang yang menunjukannya dan akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya." [HR. Muslim no. 350).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA