Bertauhid jalan yang lurus


intisari dalil2 tauhid 5

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

dan seseorang yang bertanya kepada Ibnu Masud: “Apakah yang dimaksud ash-Shiraathul Mustaqiim itu?” Ibnu Mas’ud menjawab: “Muhammad saw. meninggalkan kita di dekatnya (ash-Shiraathul Mustaqiim) sedang ujungnya berada di Surga, di sebelah kanannya terdapat kuda dan di sebelah kirinya juga terdapat kuda, dan di sana ada beberapa orang yang memanggil siapa saja yang melewati mereka. Barangsiapa yang memilih kuda tersebut, maka dia akan sampai di Neraka, dan siapa yang memilih ash-Shiraathul Mustaqiim tersebut, maka dia akan sampai di Surga.” Setelah itu Ibnu Mas’ud membacakan ayat:
Wa anna Haadzaa shiraathii mustaqiiman fattabi’uuHu wa laa tattabi’us sabiila fatafarraqa bikum ‘an sabiiliHii (“Dan bahwa [yang Karni periniahkan] ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan [yang lain], karena jalan jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”)
Maka shirath itu adalah Islam, kedua pagar itu adalah hukum-hukum Allah, dan pintu-pintu yang terbuka itu adalah larangan-larangan Allah. Sedangkan penyeru yang berada di shirath adalah Kitabullah (al Qur’an), dan penyeru yang berseru dari atas shirath adalah penasihat Allah yang berada di dalam hati setiap orang muslim.” (HR. At-Tirmidzi dan an-Nasa’i. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).
faidah-faidah ayat
1. sebelumnya dibacakan Yakni perintah yang disebutkan dalam ayat 151-152 dan yang semisalnya, bahwa mwujudkan wasiat Allah bagi seorang muslim sebagai bukti tauhidnya berada di jalan lurus.
2. jalan tauhid adalah Jalan yang menghubungkan kepada Allah dan kepada surga-Nya, jalan yang lurus, mudah dan ringan.
3. tujuan tauhid yaitu Agar kamu memperoleh keberuntungan dan memperoleh apa yang kamu harapkan.
4. Yakni jalan-jalan yang menyelisihinya yaitu jalan kesyirikan. yaitu jalan yang Menyimpangkan kamu dari jalan-Nya yang lurus. Jika kamu sudah keluar dari jalan yang lurus, maka di sana tidak ada lagi jalan selain jalan yang mengarah kepada neraka.
Kita meminta kepada Allah agar Dia membimbing kita menempuh jalan yang lurus.
Abu Yahya Marwan bin Musa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA