Memaknai Idul Fithri dan Ibrahnya

Segala puji bagi Allah Atas rahmat hidayah dan Inayah nya. Kita bisa menyelesaikan berbagai ibadah di bulan Ramadhan. Serta merayakan idul fitri dengan suka cita setelah melaksanakan ibadah khusus shaum ramadhan.

Mengenai makna Idul Fitri ada 2 pendapat yang kuat. Fitri yang merupakan hari raya umat Islam di seluruh dunia. Jika dilihat dari segi bahasanya, Idul Fitri terdiri dari dua kata yaitu ied ( عيد ) dan fitri ( فطر ). Dan masing-masing dari kata ini memiliki maknanya tersendiri:
1. ( عيد ) Ada yang mengatakan bahwa Ied berasal dari kata ( عاد – يعود ) yang berarti “kembali”. Namun ada juga yang menterjemahkan ied ini sebagai hari raya, atau hari berbuka. Pendapat yang ini menyandarkan pada hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ – رواه ابن ماجه
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Idul Fitri adalah hari di mana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari di mana kalian berkurban.” (HR. Ibnu Majah)
2. Makna 'ied dalam kitab ad-Duroorul baariyah, Imam Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan adalah berulang-ulang karena 'ied itu sendiri dilaksanakan berulang-ulang tiap tahun. Adapun yang memaknai 'ied itu kembali, maka sesuai sebabnya itu shaum maka 'iedul fitri bermakna kembali berbuka.

Makna yang perlu di garis bawahi adalah Al-Fithr. Selain dari kata ifthar.Jika dibuka dalam rumus sharaf maka berasal dari kata Fathara, Yafthuru yang berarti menciptakan.

Sebagai Maha Pencipta Allah disebut Fathir

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi (Qs. Fathir:1).
Sifat Fathir itu sendiri adalah menciptakan yang asalnya belum ada. Seperti langit dan bumi yang awalnya tidak ada, maka Allah menciptakannya menjadi ada. Yang berarti asalnya shaum tidak makan dan minum maka menjadi ada makan dan minum, karena itu lebih diterjemahkan berbuka.

Karena itulah bila dimaknai yaitu Fitri, kembali suci maka bukan makna yang tepat, karena yang diinginkan adalah mengadakan makan minum karena sebelumnya shaum.
Bila ingin dimaknai kembali suci, yang dijadikan rujukan bukan kembali kepada makna idul fihri. Tapi diambil dari hadits “Seperti bayi yang baru dilahirkan”. Inilah yang lebih jelas dari penjelasan ulama salaf yang mengenal bahasanya sesuai dengan hadits (riwayat ibnu Majah).

Pelajaran yang bisa diambil dari Idul fithri yakni mendapatkan tujuan shaum yaitu meningkatnya ketaqwaan. Terbiasa mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Sehingga lebih meningkatnya amal-amal shalih dan memperbaiki akhlaq-akhlaqnya. Maka tidaklah menjadi turun, lesu, lemas, malas dalam beribadah tetapi lebih semangat dalam ibadahnya.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

وَلِكُلِّ عَمِلٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ ، فَمَنْ يَكُنْ فَتْرَتُهُ إِلَى السُّنَّةِ ، فَقَدِ اهْتَدَى ، وَمَنْ يَكُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ ، فَقَدْ ضَلَّ

”Setiap amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang. (HR. Thobroni dalam Al Mu’jam Al Kabir, periwayatnya shohih. Lihat Majma’ Az Zawa’id)

Ketika ada salah seorang Shahabat yang meminta diajarkan islam maka Rasulullah bersabda,” ittaqillaha tsummastaqim, bertaqwalah kpd Allah kemudian bristiqamahlah. Maka seorang hamba yang berhasil ialah terus menerus dalam ibadahnya, meningkat dan memperbaikinya hingga akhir hayatnya.

Disinilah seorang hamba yang berhasil meningkatkan ibadah itulah makna kesyukuran yang diinginkan Allah dari selesai shaumnya.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Qs Albaqarah: 185)
Maka mari kita tambahkan dengan shaum 6 hari syawwal, shalat malam, tilawah Alqur’an, berakhlaqul karimah dan lainnya yang itu semua merupakan hal yang dicintai dan diridhaiNya baik dalam Penghambaannya kepada Allah maupun Muamalahnya. Disinilah beristiqamah yang merupakan hasil terbaik seorang hamba.

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fushilat [41]: 30)

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (١٣) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٤)
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.
Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (Qs. Al-Ahqaf)
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (Qs. Al-Ahqaf:15).

Dari pedoman seorang muslim yang terbaik ialah menjadi hamba yang gemar, giat berlomba-lomba dalam kebaikan.
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (Qs.Almu’minun: 61)

Inilah hamba yang berinabah dia kembali dengan amal-amal shalihnya, maka merekalah yang diampuni dosa-dosanya.
Semoga kita termasuk didalamnya.
Taqabballahu mina wa minkum. Terima kasih atas pihak yang membantu dakwah kami. Mohon maaf selama kesalahan dalam penulisan dan penyelanggaraan kajian pula kegiatan-kegiatan lainnya. Jazakumullah khairan katsiiran

https://risalah12.blogspot.co.id,
http://www.4shared.com/folder/8rz9ex1A/Risalah_Folder.html
facebook: Mutiara Ar-Risalah , ArRisalah Press (085703330418)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA