Gelora dan Pawang-Pawangnya

**
Oleh: Muhammad Syukri
Pekan ini, malam minggu kami terpakai untuk bertemu dua orang hebat ini: yg pertama dokter Spesialis Anestesi. Yang kedua, seorang Ahli Bedah.
Kami duduk bersama, memaksa mereka bercerita tentang kisah2 hebat mereka yang pernah kami dengar dr orang lain, yang kalau tak kami tanyakan, pasti mereka tak terbersit untuk menceritakan.
Yang satu membangunkan rumah bagi para penghafal alqur'an, yang satunya pernah ke palestina untuk sebuah misi kemanusiaan.
Yang satu anaknya orang miskin lagi papa. Sejak kecil hidup dengan gelimang kekurangan. Yang satunya pun sama. Bahkan lebih tak punya apa2. Tapi sekarang, keduanya berhasil menjadi orang besar nan berguna bagi banyak orang.
Shalat jamaa'ah mereka terjaga, rawatib juga tertib. Amalnya tak hanya harta, tapi mereka masih rela membagi waktunya untuk membina. Untuk dakwah yg tak "menghasilkan" materi dunia.
Dengan antusias, kami simak buah tutur mereka yg sarat akan manfaat. Hingga tak terasa, waktu istirahat sudah mendekat. Kami berpamitan, lantas berpisah jalan.
Dan pertemuan singkat itu menyisakan sesuatu yg amat membekas bagi kami: *Semangat yang meletup-letup*. Semangat yg bukan sekedar semangat. Semangat untuk menebar manfaat. Kami "tertantang" untuk bisa sehebat mereka.
Sepanjang perjalanan, saya terus berfikir panjang. Apa yg membuat kami menjadi tersemangati seperti ini?
Memang betul, saat mereka berkisah, kami seakan terbawa ke dalam atmosfer yg berbeda. Ikut larut di dalamnya.
Tapi saya yakin, ini bukan karena kepiawaian mereka dalam berkisah. Bukan karena gaya bicara mereka yg berapi-api hingga orang2 yg mendengarkan langsung terpengaruhi. Lha wong selama 2 jam itu, cara mereka bicara yo flat2 aja. Datar bianget. Nggak pakai metode rahasia dan teknik2 tingkat dewa ala motivator2 kita. Benar2 layaknya orang yg bercerita tanpa rekayasa.
Lantas karena apa?
Saya teringat pesan seorang guru saya, _"Suatu saat akan kau jumpai, orang2 yang hanya dengan duduk membersamainya, kau akan merasa tergerakkan untuk segera berbuat kebaikan"_.
Ada yg bergejolak di dada saat bertatap muka dengan mereka. Tak tahu itu apa. Tetiba saja dia meletup2 entah kenapa. Bs jd itu yg disebut dengan *gelora*. Sesuatu yg lebih kuat dari semangat. Sesuatu yg bergejolak dengan hebat. Dia kembali bangkit saat tahu "sang pawang" ada di dekatnya.
Mereka. Orang2 berhati jernih yg telah basah dengan lumpur medan dakwah, mereka itulah salah satu diantara pawang2 gelora dakwah kita.
Maka kalau kita mulai lelah, mulai goyah, mulai merasa rendah, sepertinya gelora kita sudah tak sabar untuk bersua dengan pawangnya.
Jadi, kapan gelora dakwahmu kau temukan dg pawang2nya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA