Intisari Tauhid (23) Tanggung jawab untuk mentauhidkan Allah





وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

 Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.

 Allah Ta'ala dalam ayat ini memerintahkan kita hanya menyembah kepada-Nya saja dan mengarahkan berbagai bentuk ibadah kepada-Nya, baik berdoa, meminta pertolongan dan perlindungan, ruku' dan sujud, berkurban, bertawakkal dsb. serta masuk ke dalam pengabdian kepada-Nya, tunduk kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan rasa cinta, takut dan harap serta berbuat ikhlas dalam semua ibadah baik yang nampak (ibadah lisan dan anggota badan) maupun yang tersembunyi (ibadah hati). Allah Ta'ala juga melarang berbuat syirk, baik syirk akbar (besar) maupun syirk asghar (kecil).

 Kata عبادةَ atau ibadah dapat ditrejemahkan dengan "mengabdi, menyembah, dan taat". Kata tersebut bisa digambarkan menjadi "kekohohan" dan "kelemah lembutan". Sebab seseorang dinamakan mengabdi, menyembah, dan taat mengggambarkan situasi ketiadaberdayaan karena merasa butuh akan perlindungan atau takut terhadap murka.
 

Allah memerintahkan untuk beribadah hanya kepada-Nya, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sebab Dia-lah Pencipta, Pemberi rizki, Pemberi nikmat dan Pemberi karunia terhadap makhluk-Nya, di dalam seluruh keadaan. Maka Dia-lah yang berhak agar mereka meng-Esakan, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dari makhluk-Nya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. kepada Mu’adz bin Jabal:
“Tahukah engkau, apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya?” Mu’adz menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” Kemudian beliau bertanya lagi: “Tahukah engkau, apa hak hamba atas Allah, jika mereka melakukannya?” Beliau menjawab: “Yaitu Dia tidak akan mengadzab mereka.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA