Misi dan tujuan dakwah Para Rasul

Intisari Tauhid (22)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ
حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguh Kami (Allah) telah mengutus rasul (utusan) pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) “Sembahlah Allah semata, dan jauhilah aththāghūt (segala yang disembah selain Allah Ta‘ālá dan ia ridla dengannya)!”.Maka di antaramereka ada orangorang
yang diberi hidayah oleh Allah dan ada di antara mereka yang telah pasti kesesatan atas mereka. Maka berjalanlah kalian di muka bumi, dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta (yang mendustakan para rasul). (QS anNahl
[16]: 36)
Allah Ta'ala memberitahukan bahwa hujjah-Nya telah ditegakkan kepada semua umat dengan mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain Allah. Terhadap seruan rasul tersebut, manusia terbagi menjadi dua golongan; ada yang mengikuti para rasul baik dalam hal ilmu maupun amal, dan ada pula yang tidak mengikutinya, dan inilah orang yang disesatkan Allah Azza wa Jalla.
Sebagai ditafsirkan oleh ibnu katsir: “ Maka senantiasalah Allah mengutus Rasul-rasul kepada manusia, menyeru manusia supaya menyembah Allah yang Esa dan menjauhkan diri dari Thaghut, sejak terjadinya manusia mempersekutukan yang lain dengan Allah pada kaum Nuh, yang diutus kepada mereka Nuh. Maka Nuh itulah Rasul yang mula-mula sekali diutus oleh Allah ke muka bumi ini, sampai di tutup dengan kedatangan Muhammad s.a.w. yang dakwahnya melingkupi manusia, dan jin di timur dan barat, dan sama sekali itu adalah menurut satu pokok Firman Allah, yaitu membawa Wahyu bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan hendaklah kepada Allah saja beribadah.”
Kata Ibnu Katsir seterusnya : “ Tidak ada Allah ta’ala menghendaki bahwa mereka menyembah kepada yang selain Dia, bahkan Dia telah melarang mereka berbuat demikian dengan perantaraan lidah Rasul- rasulnya. Adapun kehendak Allah didalam mewujudkan sesuatu yang mereka ambil alas an mengatakan takdir, tidaklah hal itu dapat dijadikan hujjah, karena Tuhan Allah memang menciptakan neraka, dan penduduknya ialah syaitan-syaitan dan kafir-kafir, tetapi tidaklah Allah Ridla hambaNya jasi kafir. Dalam hal ini Tuhan mempunyai alas an yang cukup dan kebijaksanaan yang sempurna.”
“Maka diantar mereka ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan diantara mereka ada yang tetap atasnya kesesatan, Maka berjalanlah di bumi dan pandanglah, bagaimana kesudahannya orang-orang yang mendustakan.”(ujung ayat 36)
Keterangan ayat ini Allah menunjukkan perbandingan diantara orang yang mendapat petunjuk-Nya dan orang-orang yang sesat. Manusia disuruh memandang dan merenungkan perbedaan diantara hidup kedua golongan itu. Kita disuruh berjalan dimuka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat dari orang yang mendustakan Tuhan, orang yang tidak sudi menerima kebenaran. Dalam ayat ini Allah menjelaskan tidak akan selamat orang yang mendustakan ajaranNya
Faidah Ayat:
1. Pelajaran bagi setiap da‘i agar meneladani para rasul yang mendakwahkan
tauhid dan memperingatkan manusia dari syirik. Inilah misi, inti,
dan prioritas pertama dan utama dakwah mereka.
2. Kewajiban mengikuti jalannya Allah Ta‘ālá (dan jalannya para rasul) serta haramnya mengikuti jalan jalan setan.
3. Aththāghūt
adalah segala yang disembah selain Allah dan ia ridla dengannya.
Maka setan adalah thāghūt, para dukun adalah thāghūt, dan
sebagainya.
Sumber: Kitab tauhid karya Gus Yus
H.Abdul Malik(HAMKA) Tafsir Al-Azhar Juz “13 dan 14.(Pustaka panimas:jakarta.2000) Hal:242-243.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA