TANDA CINTAMU KEPADA ALLOH ADALAH DENGAN ITTIBA' (MENGIKUTI & MENELADANI) ROSULULLOH


๐Ÿ“š Fawaid Pagi Hari ini :

Pelajaran Tafsir Al-Qur'an :


Alloh Subhanahu was Ta'ala berfirman :

ู‚ُู„ْ ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุญِุจُّูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ูَุงุชَّุจِุนُูˆู†ِูŠ ูŠُุญْุจِุจْูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฐُู†ُูˆุจَูƒُู…ْ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ (31)

"Katakanlah : "Jika kalian (benar-benar) mencintai Alloh, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad shollallohu alaihi was sallam), niscaya Alloh akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imron : 31)

Faedah :

1. Bahwa kecintaan yg benar/jujur kepada Alloh dan Rosul-Nya shollallohu alaihi wa sallam itu adalah merupakan sebab (utk memperoleh) semua kebaikan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

2. Seorang Muslim itu, dia mencintai Alloh dan Rosul-Nya, dan mencintai siapa saja yg dicintai oleh Alloh dan Rosul-Nya, serta apa saja yg dicintai oleh Alloh dan Rosul-Nya.

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

ุซَู„َุงุซٌ ู…َู†ْ ูƒُู†َّ ูِูŠْู‡ِ ูˆَุฌَุฏَ ุจِู‡ِู†َّ ุญَู„َุงูˆَุฉَ ุงู„ْุฅِูŠْู…َุงู†ِ، ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุฃَุญَุจَّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…ِู…َّุง ุณِูˆَุงู‡ُู…َุง ูˆَุฃَู†ْ ูŠُู€ุญِุจَّ ุงู„ْู…َุฑْุกَ ู„َุง ูŠُุญِุจُّู‡ُ ุฅِู„َّุง ู„ِู„ู‡ِ، ูˆَุฃَู†ْ ูŠَูƒْุฑَู‡َ  ุฃَู†ْ ูŠَุนُูˆْุฏَ ูِู€ูŠ ุงู„ْูƒُูْุฑِ ุจَุนْุฏَ ุฃَู†ْ ุฃَู†ْู‚َุฐَู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ ู…ِู†ْู‡ُ، ูƒَู…َุง ูŠَูƒْุฑَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠُู‚ْุฐَูَ ูِู€ูŠ ุงู„ู†َّุงุฑِ.

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu : (1) Barangsiapa yang Alloh dan Rosรปl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allรขh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allรขh menyelamatkan darinya,  sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”

( HR Imam Al-Bukhori (no. 16),
Muslim (no. 43), At-Tirmidzi (no. 2624), An-Nasa`i (VIII/95-96), dan
Ibnu Majah (no. 4033)

3. Kecintaan kepada Alloh dan Rosul-Nya itu tidaklah bisa terjadi  hanya dengan pengakuan saja.

Akan tetapi, kecintaan itu hanya akan terjadi dgn ittiba' (mengikuti) apa saja yg datang dari Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, yakni dari Al-Kitab (Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Sedangkan pengakuan saja, harus ada bukti-bukti yg ditegakkan/diwujudkannya.

Sebagaimana jika dlm urusan dunia saja, tidak bisa ditetapkan hanya dengan pengakuan saja, tetapi harus ada buktinya.

Demikian pula dlm hal kecintaan kpd Alloh dan Rosul-Nya. Bagi orang yg mengaku cinta kpd Alloh dan Rosul-Nya itu, harus menegakkan/menunjukkan bukti2 (yg membenarkan) pengakuannya tsb.

Hal itu adalah dgn dgn ittiba' (mengikuti) Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.

4. Oleh karena itulah, sebagian ulama salaf menamai ayat tsb di atas (Surat Ali Imron ayat 31), sebagai ayat Imtihan dan Ikhtibar (ayat2 ujian dan cobaan).

Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh dlm tafsir-nya mengatakan :

"Ayat yg mulia ini adalah hakim (yg memutuskan hukum) bagi setiap orang yg mengaku-ngaku mencintai Alloh, tetapi dia tdk menempuh jalan Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam (yakni tuntunan atau petunjuk beliau dlm beragama).

Maka sungguh dgn perbuatan tsb dia telah dusta dgn pengakuannya itu. Sampai dia benar-benar mengikuti syari'at Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam dan agama beliau, dlm semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.

Sebagaimana disebutkan dlm Shohih Muslim, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

ู…ู† ุนู…ู„ ุนู…ู„ุง ู„ูŠุณ ุนู„ูŠู‡ ุฃู…ุฑู†ุง ูู‡ูˆ ุฑุฏ

"Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yg tdk ada perintahnya dari kami, maka amalannya tsb tertolak."

Untuk itulah Alloh ta'ala berfirman :

ู‚ُู„ْ ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุญِุจُّูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ูَุงุชَّุจِุนُูˆู†ِูŠ ูŠُุญْุจِุจْูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ

"Katakanlah : "Jika kalian (benar-benar) mencintai Alloh, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad shollallohu alaihi was sallam), niscaya Alloh akan mencintaimu.. "

Yakni, kalian akan memperoleh balasan yang lebih besar daripada apa yang dianjurkan kepada kalian agar kalian mencintai-Nya, yaitu Dia mencintai kalian.

Kecintaan Alloh kepada kalian dinilai lebih besar daripada yang pertama, yaitu kecintaan kalian kepada-Nya.

Seperti yang  dikatakan oleh  sebagian ulama  yang  bijak,  bahwa

duduk perkaranya bukanlah bertujuan agar kamu mencintai, melainkan yang sebenarnya ialah bagaimana supaya kamu dicintai.

Al-Hasan Al-Basri dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa : "ada segolongan kaum yang menduga bahwa dirinya mencintai Allah, maka Alloh menguji mereka dengan ayat ini, yaitu firman-Nya : "Katakanlah : "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian." (Ali Imran: 31)

( Tafsir Al-Qur'anil Adzim, 1/494-495)

5. Mencintai Rosul shollallohu alaihi wa salam itu bukan dgn mengusap-usap tembok kuburan Rosululloh.

Imam An-Nawawi rohimahulloh, dlm kitab beliau Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab (8/206) mengatakan :

"Tidak boleh melakukan thowaf (mengitari) kuburan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam. Dan sangat dibenci menempelkan punggung dan perut di dinding kuburan Nabi.

Demikian, seperti yang dikatakan oleh Abu Abdillah Al-Halimy dan yg selainnya.

Mereka mengatakan : "Dibenci mengusap-usap dan mencium kuburan Nabi. Dan bahkan yg termasuk adab (kpd beliau) adalah menjauhi perbuatan spt itu, sebagaimana menjauhi hal itu seandainya saja beliau hadir/masih hidup.

Dan inilah yg benar,  yg mana para ulama telah mengatakannya, dan merekapun menerapkannya spt itu.

Jangan kamu tertipu dgn banyaknya orang2 awam (pada umumnya) yg melakukan hal itu.

Karena sesungguhnya yg dijadikan keteladanan/contoh dan amalan hanyalah berdasarkan (dalil) hadits2 yg shohih dan perkataan para ulama.

Jangan menoleh kepada perkara2 baru yg diada-adakan/dibikin-bikin oleh orang2 awam dan yg selain mereka dari kalangan orang2 yg bodoh (yg jauh dari ilmu agama).

Dan telah tetap hadits yg shohih, dari Aisyah rodhiyallohu anha, bahwa Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

ู…ู† ุฃุญุฏุซ ููŠ ุฏูŠู†ู†ุง ู…ุง ู„ูŠุณ ู…ู†ู‡ ูู‡ูˆ ุฑุฏ.

"Barangsiapa membuat-buat perkara baru dalam agama kami, sesuatu yg tidak berasal dari agama ini, maka hal itu tertolak."

Dalam riwayat lainnya menurut Imam Muslim dgn lafadz :

ู…ู† ุนู…ู„ ุนู…ู„ุง ู„ูŠุณ ุนู„ูŠู‡ ุฃู…ุฑู†ุง ูู‡ูˆ ุฑุฏ

"Barangsiapa beramal dgn suatu amalan yg tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak."

Kemudian dalam hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu  dia berkata, bahwa Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

ู„ุง ุชุฌุนู„ูˆุง ู‚ุจุฑูŠ ุนูŠุฏุง، ูˆุตู„ูˆุง ุนู„ูŠ، ูุฅู† ุตู„ุงุชูƒู… ุชุจู„ุบู†ูŠ ุญูŠุซู…ุง ูƒู†ุชู…

"Jangan kalian menjadikan kuburanku sbg Ied (tempat keramaian utk perayaan/berhari raya), tetapi bersholawatlah kalian kepadaku, karena sesungguhnya sholawat kalian itu akan disampaikan kepadaku, dimanapun kalian berada." (HR Abu Dawud, dgn sanad yg shohih)

Al-Fudhoil bin 'Iyyadh rohimahulloh berkata yg maknanya :

"Ikutilah jalan petunjuk, dan tdk membahayakanmu (hal tsb) meski dgn sedikitnya orang yg menempuh jalan itu.

Hati-hatilah dari jalan-jalan kesesatan, dan jangan tertipu dengan banyaknya orang-orang binasa."

Dan diantara perkara yg membahayakan keadaannya adalah  (adanya keyakinan dari orang2 yg awam lagi bodoh) yg meyakini bahwa mengusap kuburan dengan tangan dan yg sejenisnya adalah lebih dapat mencapai keberkahan.

Maka itu adalah suatu kebodohan dan kelalaian. Karena barokah itu (sesungguhnya hanyalah) dalam perkara2 yg sesuai/cocok dgn syari'at agama ini.

Maka bagaimana mungkin mengharapkan keutamaan, tetapi dlm perkara yg menyelisi kebenaran ?"

( Sumber : Min Kunuzil Qur'anil Karim, Tafsiiru Aayaati minal Kitabil Aziiz, hal.51-53, karya Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbad Al-Badr hafidzhohulloh)

Jadi, kesimpulannya : bahwa bukti cinta kita kpd Alloh ta'ala dan Rosul-Nya adalah dgn Ittiba' (mengikuti) kpd Sunnah (tuntunan/petunjuk) Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam.

Semoga Alloh jadikan kita semua, sebagai seorang muslim, yg selalu ittiba' thd Sunnah beliau shollallohu alaihi wa sallam.

Wallohu Waliyyut Taufiq....

Surabaya, Selasa pagi yg sejuk, 12 Robi'ul Awwal 1440 H / 20 Nopember 2018 M

Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby
======================
๐Ÿ“ฉ Join Channel Telegram : https://t.me/amalislami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA