Akhlak yang paling mulia

Akhlak yang paling mulia itu bukan membalas senyum orang yang menyapamu. Orang jahatpun melempar senyum kepada calon korbannya.
Bukan pula membalas pemberiaannya, karena penjahatpun dermawan kepada kawannya.
Akhlak tertinggi itu ketika kita mampu menebar salam kepada orang yang menghardik, memberi kepada kepada orang pelit, memaafkan kepada yang bertindak jahat, dan mendoakan kepada yang mengumpat.
Laksana pohon lebat yang membalas lemparan batu para penjahat dengan buahnya yang lezat.
"Tolak lah kejahatan dengan cara yang terbaik, niscaya orang orang yang memusuhimu berubah menjadi seperti sahabat yang amat setia; tidak ada yang sanggup melakukan itu kecuali orang penyabar dan tidak ada yang memperoleh kemuliaan itu kecuali orang yang berhak mendapatkan karunia besar".
"Jika kalian hendak membalas, balaslah setimpal dengan kejahatan mereka, tapi jika kalian bersabar, maka akibatnya akan lebih baik bagi orang-orang yang bersabar".
Terkadang pohon yang tua harus ditebang untuk mempercepat pertumbuhan tunas-tunasnya. Daun-daun yang layu berguguran untuk menyuburkan benih-benih kering yang butuh pupuk.
Bagi puluhan jiwa yang telah melayang menuju taman kebahagiaan abadi, meninggalkan jasad dan darah yang tumpah. Kalian tidak akan menagih tuntut balas kejahatan mereka, tetapi cukup jasad dan darah itu akan menjadi pupuk penyubur bagi tumbuhnya tunas-tunas orang beriman.
Tidak mengapa para penyerang itu tidak dikecam sebagai ekstrimis ataupun teroris. Karena sebutan itu tidak akan merubah hakikat. Dengan perantaraan tangan jahat mereka Allah telah mengangkat derajat kalian menjadi para Syuhada. Yang memberi kesaksian kebenaran Islam tanpa kata-kata.

Oleh : Jeje Zaenudin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA