Penjelasan Terakhir Iman kepada Kitab-kitab Allah


๐Ÿ“š Syarah Ushulul Iman

๐Ÿ“–



Keistimewaan  Al-Qur’an  dari  kitab-kitab sebelumnya

1.  Semua  lafadz  dan  maknanya  serta  hakikat alam  dan  ilmiah  yang  dikandungnya adalah  mukjizat.

2.  Al-Qur’an  merupakan  kitab  samawiyah  yang terakhir,  dengannya  ditutup  kitab-kitab  sebelumnya,
sebagai-mana  rasulullah  shallallahu  alaihi  wasallam adalah  penutup  bagi  para  nabi  sebelumnya.

3.  Sesungguhnya Allah telah menjamin kemurnian  Al-Qur’an,  dengan  menjaganya  dari penyelewengan  dan  perubahan,  berbeda  dengan kitab-kitab sebelumnya,  telah  banyak  terjadi penyelewengan  dan  perubahan  di  dalamnya.

4.  Al-Qur’an  adalah  sebagai  pembenar  terhadap kitab-kitab  sebelumnya.

5.  Al-Qur’an  menasakh  (menghapus)  semua kitab-kitab  sebelumnya. Allah  berfirman: “Al-Qur’an  itu  bukanlah  cerita  yang  dibuat-buat akan  tetapi  membenarkan  (kitab-kitab)  yang sebelumnya  dan  menjelaskan  segala  sesuatu  dan sebagai  petunjuk  dan  rahmat  bagi  kaum  yang beriman.”  (QS.Yusuf:111).

*Menerima  berita  kitab-kitab  terdahulu*

Kita  meyakini  bahwa  semua  berita  yang  telah diwahyukan  Allah  kepada  para  rasul  yang  terdapat  dalam kitab-kitab  terdahulu  adalah  sesuatu  yang  haq  tidak diragukan kebenarannya. Tetapi bukan berarti kita harus menerima semua kandungan kitab tersebut yang ada di tangan ahli kitab pada zaman sekarang, karena isi kitab-kitab tersebut sudah banyak yang diubah dan diselewengkan, sehingga tidak sesuai lagi dengan aslinya, sebagaimana yang telah diturunkan Allah kepada rasul-rasul-Nya dahulu. Di antara isi kitab-kitab terdahulu yang kita ketahui dengan yakin, apa yang telah diberitakan Allah dalam Al-Qur’an, seperti: seseorang tidak akan memikul dosa orang lain, bahwasanya manusia tidak akan memperoleh kecuali apa yang telah dia usahakan, dan dia akan mendapatkan balasan secara sempurna dari usahanya itu.

Allah berfirman: ๐Ÿˆ                                  “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa, dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji, yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang
manusia  tiada  memperoleh  selain  apa  yang  telah diusahakannya,  dan  bahwasanya  usahanya  itu  kelak akan  diperlihatkan  (kepadanya),  kemudian  akan  diberi balasan  kepadanya  dengan  balasan  yang  paling sempurna.”  (QS.An-Najm:36-41).

Dan  di  antaranya  apa  yang  terdapat  dalam  firman Allah: ๐Ÿˆ  “Tetapi  kamu  (orang-orang  kafir)  memilih  kehidupan duniawi,  sedang  kehidupan  akhirat  adalah  lebih  baik  dan lebih  kekal,  sesungguhnya  ini  benar-benar  terdapat dalam  kitab-kitab  yang  dahulu,  (yaitu)  kitab-kitab Ibrahim  dan  Musa.”  (QS.Al-A’la:16:19).

Adapun  sikap  kita  terhadap  hukum-hukum  kitabkitab  terdahulu  adalah:  Apa  yang  terdapat  dalam  AlQuran  wajib  bagi  kita  menerima  dan  beribadah dengannya,  adapun  apa  yang  ada  pada  kitab-kitab terdahulu  kita  lihat  terlebih  dahulu,  apabila  bertentangan dengan  syariat  kita,  maka  tidak  boleh  diamalkan,  bukan berarti  ia  bathil, akan  tetapi  hal  itu  haq  dan  hanya  berlaku pada  zamannya,  dan  telah  dinasakh  (dihapus)  dengan syariat  kita.  Apabila  sesuai  dengan  syariat  kita,  berarti  itu adalah  haq,  dan  syariat  kita  telah  membuktikan  akan keabsahannya.

*Kitab-kitab samawi yang tersebut dalam Al-Qur’an dan sunah.*

1. Al-Qur’an Al-Karim

Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam penutup para nabi dan rasul. Al-Qur’an merupakan kitab samawi yang terakhir diturunkan. Allah subhanahu wataala telah menjamin untuk memeliharanya dari penyelewengan dan perubahan, dan Allah menjadikannya sebagai nasikh (penghapus) bagi kitab-kitab sebelumnya. Allah berfirman: ๐Ÿˆ       “Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS.Al-Hijr: 9).

Dan firman Allah: ๐Ÿˆ                    “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelum-nya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka  putuskanlah  perkara  mereka  menurut  apa  yang Allah  turunkan.”  (QS.Al-Maidah:  48).

2.  Taurat

Taurat  adalah  kitab  yang  diturunkan  Allah  kepada nabi  Musa  alaihis  salam.  Allah  jadikan  sebagai  petunjuk dan  cahaya,  yang  merupakan  sumber  hukum  bagi  para nabi  Bani  Israil  dan  ulama-ulama  mereka. Dan  Taurat  yang  wajib  kita  beriman  kepadanya adalah  kitab  Taurat  yang  Allah  turunkan  kepada  Nabi Musa  alaihis  salam,  bukan  Taurat  yang  sudah diselewengkan  yang  ada  pada  ahli  kitab  di  zaman sekarang. Allah  berfirman: ๐Ÿˆ  ๐Ÿˆ ๐Ÿˆ  ๐Ÿˆ  “Sesungguhnya  Kami  telah  menurunkan  kitab  Taurat di  dalamnya  ada  petunjuk  dan  cahaya  (yang   menerangi), yang  dengan  kitab  itu  diputuskan  perkara-perkara  orang Yahudi  oleh  nabi-nabi  yang  menyerahkan  diri  kepada Allah,  oleh  orang-orang  alim  mereka  dan  pendetapendeta  mereka,  disebabkan  mereka  diperintahkan memelihara  kitab-kitab  Allah.”  (QS.Al-Maidah:44).

2.  Injil

Injil  adalah  kitab  yang  diturunkan  Allah  kepada  nabi Isa  alaihis  salam  yang  membawa  kebenaran,  dan membenarkan  kitab-kitab  samawiyah  sebelumnya. Dan  Injil  yang  wajib  kita  beriman  kepadanya  adalah Injil  yang  asli  yang  diturunkan  Allah  langsung  kepada nabi  Isa,  bukan  kitab  Injil  yang  sudah  diselewengkan yang  ada  pada  ahli  kitab  sekarang.

Allah  berfirman: “Dan  Kami  iringkan  jejak  mereka  (nabi-nabi  Bani Israil)  dengan  Isa  putera  Maryam,  membenarkan  kitab yang  sebelumnya,  yaitu:  Taurat,  dan  Kami  telah memberikan  kepadanya  kitab  Injil,  sedang  di  dalamnya (ada)  petunjuk  dan  cahaya  (yang  menerangi),  dan membenarkan  kitab  yang  sebelumnya,  yaitu  kitab  Taurat, dan  menjadi  petunjuk  serta  pengajaran  untuk  orangorang  yang  bertaqwa.”  (QS.Al-Maidah:46).

Dan  di  antara  kandungan  Taurat  dan  Injil  adalah kabar  gembira  tentang  kedatangan  dan  kerasulan Muhammad  shallallahu  alaihi  wasallam,  sebagaimana terdapat  dalam  firman  Allah  subhanahu  wata’ala:
“Yaitu orang-orang yang mengikut rasul nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (QS.Al-A’raf:157).

4. Zabur

Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Dawud alaihis salam, dan yang wajib kita imani adalah kitab Zabur yang Allah turunkan kepada nabi Daud, bukan yang sudah diselewengkan oleh orang-orang Yahudi.

Allah berfirman: “Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (An-Nisa’:163).

5. Suhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim dan Musa. Yaitu Suhuf (lembarang-lembaran) yang diturunkan Allah kepada nabi Ibrahim dan Musa, akan tetapi Suhuf tersebut telah hilang dan tidak diketahui sedikitpun kandungannya kecuali apa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunah, seperti firman Allah: ๐Ÿˆ                                 
“Ataukah belum diberitakan kepada apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS.An-Najm:36-41).

Dan dalam ayat lain Allah berfirman: “ Sedang  kehidupan  akhirat  adalah  lebih  baik  dan lebih  kekal,  sesungguhnya  ini  benar-benar  terdapat dalam  lembaran-lembaran  yang  dahulu  yaitu  suhuf Ibrahim  dan  Musa.”  (QS.Al-A’la:17-19).

*Buah iman kepada kitabullah*

1.  Mengetahui perhatian Allah  ๐Ÿ‰  terhadap hamba-hamba-Nya dengan menurunkan kitab yang menjadi hidayah (petunjuk) bagi setiap umat manusia.

2.  Mengetahui hikmah Allah dalam syara’ atau hukum-Nya sehingga menetapkan hukum yang sesuai dengan tabiaat setiap umat, seperti firmanNya: “… untuk  tiap-tiap umat  di  antara  kamu, Kami berikan aturan  dan jalan  yang terang…”  (QS. Al Maidah: 48).

3.  Mensyukuri ni’mat Allah.

๐Ÿ“• Sumber:
Syarah Ushulul Iman, Syaikh Ibnu Utsaimin

Rukun-rukun Iman, Universitas Islam Madinah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA