Iman kepada Rasul - rasul Allah


Syarah Ushulul Iman

Beriman kepada rasul adalah salah satu rukun iman, dimana tidak sah iman seseorang tanpa beriman kepada para rasul. Maksud beriman kepada rasul adalah: meyakini secara pasti bahwa Allah subhanahu wataala mempunyai rasul-rasul, mereka sengaja dipilih Allah untuk menyampaikan risalah-Nya. Barangsiapa mengikuti mereka maka mendapat petunjuk dan barangsiapa yang mengingkarinya maka tersesat. Dan mereka para rasul telah menyampaikan semua yang telah diturunkan Allah kepada mereka secara jelas. Mereka telah menunaikan semua amanah, membimbing umat dan berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya, menegakkan hujjah, tidak ada sedikitpun isi risalah yang diganti atau diubah atau disembunyikan mereka. Kita wajib beriman dengan semua rasul baik yang disebutkan namanya atau yang tidak disebutkan, dan setiap rasul yang datang pasti membawa berita tentang kedatangan rasul setelahnya dan rasul yang datang sesudahnya membenarkan rasul-rasul sebelumnya.
Para Rasul juga memiliki sifat-sifat kemanusiaan, seperti sakit, mati, butuh makan dan minum dan lain sebagainya. Allah berfirman tentang Nabi Ibrahim `alaihissalam yang menjelasakan sifat Rabbnya: “Dan Rabbku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali)…” (QS. Asy Syuara’: 79-81).
Nabi Muhammad bersabda,“Aku tidak lain hanyalah manusia seperti kalian. Aku juga lupa seperti kalian. Karenanya, jika aku lupa, ingatkanlah aku.” Allah menerangkan bahwa para Rasul mempunyai ubudiyah (penghambaan) yang tertinggi kepada-Nya.
“Katakanlah (hai orang-orang beriman) kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Dan kami tidak membedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS.Al-Baqarah:136).
Barangsiapa yang mendustakan salah seorang rasul maka berarti dia mendustakan Allah subhanahu wataala yang telah membenarkan rasul-Nya, begitu juga barangsiapa yang durhaka kepada seorang rasul maka berarti dia telah durhaka kepada Allah subhanahu wataala yang telah menyuruh untuk mentaatinya.

Sumber: Syarah Ushulul Iman, Syaikh Ibnu Al'Utsaimin dan Rukun-rukun Iman, Universitas Islam Madinah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA