Hadits Tadabbur

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم .

988. Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, katanya: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat -yakni pertolongan- kepada orang-orang yang memilikinya.” (Riwayat Muslim) Maksudnya kata “memilikinya” ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.

وعَن النَّوَّاسِ بنِ سَمعانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : «يُؤْتى يوْمَ القِيامةِ بالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الذِين كانُوا يعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنيَا تَقدُمهُ سورة البقَرَةِ وَآل عِمرَانَ ، تحَاجَّانِ عَنْ صاحِبِهِمَا » رواه مسلم .

989. Dari an-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu anhu, katanya: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran yaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-Imran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang mempunyainya -yakni membaca, memikirkan dan mengamalkan-. (Riwayat Muslim)

وعن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ رواه البخاري .

990. Dari Usman bin Affan radhiyallahu anhu, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula -kepada orang lain-.” (Riwayat Bukhari)

وعن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ ، والذي يقرَأُ القُرْآنَ ويتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُو عليهِ شَاقٌّ له أجْران » متفقٌ عليه .

991. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia berbolak-balik dalam bacaannya -yakni tidak lancar- juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

وعن أَبي موسى الأشْعريِّ رضي اللَّه عنهُ قال : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مثَلُ المؤمنِ الَّذِي يقْرَأُ القرآنَ مثلُ الأُتْرُجَّةِ : ريحهَا طَيِّبٌ وطَعمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المؤمنِ الَّذي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمثَلِ التَّمرةِ : لا رِيح لهَا وطعْمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المُنَافِق الذي يَقْرَأُ القرْآنَ كَمثَلِ الرِّيحانَةِ : رِيحها طَيّبٌ وطَعْمُهَا مرُّ ، ومَثَلُ المُنَافِقِ الذي لا يَقْرَأُ القرآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَها رِيحٌ وَطَعمُهَا مُرٌّ » متفقٌ عليه .

992. Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu anhu, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Perumpamaan orang mu’min yang suka membaca al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanyapun enak dan perumpamaan orang mu’min yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.” (Muttafaq ‘alaih)

وعن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رواه مسلم .

993. Dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan adanya kitab al-Quran ini -yakni orang-orang yang beriman- serta menurunkan derajatnya kaum yang lain-lain dengan sebab al-Quran itu pula -yakni yang menghalang-halangi pesatnya Islam dan tersebarnya ajaran-ajaran al-Quran itu-.” (Riwayat Muslim)

وعنِ ابن عمر رضي اللَّه عنهما عن النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « لا حَسَدَ إلاُّ في اثنَتَيْن : رجُلٌ آتَاهُ اللَّه القُرآنَ ، فهوَ يقومُ بِهِ آناءَ اللَّيلِ وآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرجُلٌ آتَاهُ اللَّه مالا ، فهُو يُنْفِقهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النهارِ » متفقٌ عليه .

994. Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: “Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu -yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya- di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang -untuk kebaikan-.” (Muttafaq ‘alaih)

وعنِ البُراء بنِ عَازِبٍ رضيَ اللَّه عَنهما قال : كَانَ رَجلٌ يَقْرَأُ سورةَ الكَهْفِ ، وَعِنْدَه فَرسٌ مَربوطٌ بِشَطَنَيْنِ فَتَغَشَّته سَحَابَةٌ فَجَعَلَت تَدنو ، وجعلَ فَرسُه ينْفِر مِنها . فَلَمَّا أَصبح أَتَى النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . فَذَكَرَ له ذلكَ فقال : « تِلكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلتْ للقُرآنِ » متفقٌ عليه .

995. Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu anhu, katanya: “Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian tampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut. Setelah pagi datang, orang itu mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasalam menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu. Beliau shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: “Itu adalah sakinah -ketenangan yang disertai oleh malaikat- yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu.” (Muttafaq ‘alaih) Dalam Hadisnya Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, katanya: “Saya berada di samping Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, lalu beliau ditutupi oleh sakinah.” Yang dimaksudkan ialah ketenangan ketika ada wahyu turun pada beliau. Di antaranya lagi ialah Hadisnya Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu: “Tidak jauh bahwa sakinah itu terucapkan pada lisannya Umar radhiyallahu anhu” Ada yang mengatakan bahwa sakinah ialah kedamaian dan ada yang mengatakan kerahmatan.

وعن ابن مسعودٍ رضيَ اللَّه عنهُ قالَ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : منْ قرأَ حرْفاً مِنْ كتاب اللَّهِ فلَهُ حسنَةٌ ، والحسنَةُ بِعشرِ أَمثَالِهَا لا أَقول : الم حَرفٌ ، وَلكِن : أَلِفٌ حرْفٌ، ولامٌ حرْفٌ ، ومِيَمٌ حرْفٌ » رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .

996. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran-, maka ia memperoleh satu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

وعنِ ابنِ عباسٍ رضيَ اللَّه عنهما قال : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «إنَّ الَّذي لَيس في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ كالبيتِ الخَرِبِ » رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .

997. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada sesuatu apapun dari al-Quran -yakni tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat al-Quran yang dihafalnya,- maka ia adalah seperti rumah yang musnah -sunyi dari perkakas-.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

وعن عبدِ اللَّهِ بنِ عَمْرو بن العاصِ رضي اللَّه عَنهما عنِ النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « يُقَالُ لِصاحبِ الْقُرَآنِ : اقْرأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَما كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ منْزِلَتَكَ عِنْد آخِرِ آيةٍ تَقْرَؤُهَا » رواه أبو داود ، والترْمذي وقال : حديث حسن صحيح .

998. Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma dari Nabi shalallahu alaihi wasalam, sabdanya: “Dikatakanlah -nanti ketika akan masuk syurga- kepada orang yang mempunyai al-Quran -yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya-: “Bacalah dan naikilah derajatmu -dalam syurga- serta tartilkanlah -yakni membaca perlahan-lahan- sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca,” maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tertinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA