KAPAN MULAI TAKBIR IEDHUL FITRI (1)


Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
ﻭَﻟِﺘُﻜْﻤِﻠُﻮﺍ۟ ﭐﻟْﻌِﺪَّﺓَ ﻭَﻟِﺘُﻜَﺒِّﺮُﻭﺍ ۟ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠَﻰٰ ﻣَﺎ ﻫَﺪَﻯٰﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺸْﻜُﺮُﻭﻥَ
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" (QS. Al Baqarah : 185).
Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi'i menukil penafsiran untuk ayat diatas dari pakar Al Qur`an, kata beliau :
ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺴَﻤِﻌْﺖ ﻣَﻦْ ﺃَﺭْﺿَﻰ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﻟِﺘُﻜْﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﺪَّﺓَ ﻋِﺪَّﺓَ ﺻَﻮْﻡِ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺗُﻜَﺒِّﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺇﻛْﻤَﺎﻟِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻫَﺪَﺍﻛُﻢْ ، ﻭَﺇِﻛْﻤَﺎﻟُﻪُ ﻣَﻐِﻴﺐُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻣِﻦْ ﺁﺧِﺮِ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡِ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
"aku mendengar ulama pakar Al Qur`an yang diridhoi menafsirkan Firman Allah "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya", yaitu bilangan puasa bulan Ramadhan dan Firman-Nya "dan hendaklah kamu mengagungkan Allah" ketika telah sempurna (bulan Ramadhan) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu. Sempurnanya bulan Ramadhan adalah tatkala Matahari tenggelam pada tanggal terakhir bulan Ramadhan" (al-Umm, I/246).
Berdasarkan hal inilah, beliau rahimahullah menganjurkan agar kaum Muslimin bertakbir pada malam 1 Syawal, kata beliau :
ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻭْﺍ ﻫِﻠَﺎﻝَ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖُ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﺒِّﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔً ، ﻭَﻓُﺮَﺍﺩَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺳْﻮَﺍﻕِ ، ﻭَﺍﻟﻄُّﺮُﻕِ ، ﻭَﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺯِﻝِ ، ﻭَﻣُﺴَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ، ﻭَﻣُﻘِﻴﻤِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺣَﺎﻝٍ ، ﻭَﺃَﻳْﻦَ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ، ﻭَﺃَﻥْ ﻳُﻈْﻬِﺮُﻭﺍ ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮَ ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺰَﺍﻟُﻮﻥَ ﻳُﻜَﺒِّﺮُﻭﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻐْﺪُﻭَﺍ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠَّﻰ ، ﻭَﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻐُﺪُﻭِّ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨْﺮُﺝَ ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡُ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺛُﻢَّ ﻳَﺪَﻋُﻮﺍ ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮَ
"Jika mereka sudah melihat hilal bulan Syawal, aku menyukai agar orang-orang bertakbir secara berjamaah atau sendiri-sendiri di masjid, pasar, jalan-jalan, dan rumah, baik para musafir, yang sedang mukim dalam setiap kondisinya dan dimanapun ia berada. Hendaknya ia menampakkan takbirnya dan terus-menerus bertakbir sampai pagi menuju lapangan (untuk sholat Ied), sampai Imam keluar untuk mengerjakan sholat Ied, pada saat inilah selesai takbirnya".
Kemudian al-Imam asy-Syafi'i menukil atsar beberapa Tabi'in yang melakukan takbir pada malam Iedhul Fitri, kata beliau :
ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺇﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺻَﺎﻟِﺢُ ﺑْﻦُ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺯَﺍﺋِﺪَﺓَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﺑْﻦَ ﺍﻟْﻤُﺴَﻴِّﺐِ ﻭَﻋُﺮْﻭَﺓَ ﺑْﻦَ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﻭَﺃَﺑَﺎ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﻭَﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮِ ﺑْﻦَ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻳُﻜَﺒِّﺮُﻭﻥَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻳَﺠْﻬَﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮِ
"telah mengabari kami Ibrahim ia berkata, telah menceritakan kepadaku Shoolih bin Muhammad bin Zaidah bahwa ia mendengar Ibnul Musayyib, Urwah bin Zubair, Abu Salamah dan Abu Bakar bin Abdur Rahman, mereka semuanya bertakbir pada malam Iedhul Fitri di masjid dengan mengeraskan takbirnya".
Namun Shoolih perawi atsar diatas, dinilai oleh Imam Bukhori :
ﻣﻨﻜﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ، ﺗﺮﻛﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﺮﺏ
"Mungkarul hadits, Sulaiman bin Harb mematrukkannya".
Oleh sebab itu atsar yang dibawakan oleh Imam syafi'i diatas nilainya sangat lemah.
Kemudian Imam ath-Thabari dalam tafsirnya membawakan atsar Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang berkata :
ﺣﻖٌّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﻧﻈﺮﻭﺍ ﺇﻟﻰ ﻫﻼﻝ ﺷﻮﺍﻝ ﺃﻥ ﻳﻜﺒﺮِّﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﺮﻏﻮﺍ ﻣﻦ ﻋﻴﺪﻫﻢ ، ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺫﻛﺮﻩ ﻳﻘﻮﻝ ": ﻭﻟﺘﻜﻤﻠﻮﺍ ﺍﻟﻌﺪﺓ ﻭﻟﺘﻜﺒﺮﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻫﺪﺍﻛﻢ".
"Kewajiban seorang Muslim jika melihat hilal syawal adalah mereka bertakbir sampai selesai Ied mereka, karena Allah Ta'aalaa Berfirman : "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu".
Namun didalam sanadnya ada perawi yang bernama Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam, didhoifkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Ma'id, Abu Zur'ah dan selainnya, sehingga atsar diatas bernilai dhoif.

Abu Sa'id Neno Triyono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA