KITAB ATH-THAHARAH

Bab Air
Ayat pertama :
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
ﻭَﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣِّﻦَ ﭐﻟﺴَّﻤَﺎٓﺀِ ﻣَﺎٓﺀً ﻟِّﻴُﻄَﻬِّﺮَﻛُﻢ ﺑِﻪِۦ
"dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu" (QS. Al Anfaal : 11).
Al-Imam ibnu Katsiir rahimahullah dalam kitab Tafsirnya membawakan riwayat dari Ali bin Abi Thalhah dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu bahwa tatkala perang Badar dan kaum musyrikin dapat menguasai mata air, maka setan membisikkan was-was kepada kaum mukminin, bahwa kalian katanya sebagai para aulia nya Allah, namun kalian sholat saja dalam keadaan junub, karena mata air berada dibawah penguasaan musyrikin Mekkah, maka kemudian Allah Ta'aalaa menurunkan hujan yang lebat, sehingga kaum mukminin dapat memperoleh minum dan bersuci dengannya, sehingga hilang lah was-was setan dari dada kaum mukminin. (Tafsir Ibnu Katsir, IV/23, Daar Thayyibah).
Imam Abu Sujaa' dalam "matannya" mengatakan :
ﺍﻟﻤﻴﺎﻩ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﺘﻄﻬﻴﺮ ﺑﻬﺎ ﺳﺒﻊ ﻣﻴﺎﻩ : ﻣﺎﺀ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺤﺮ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﻨﻬﺮ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺌﺮ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﻌﻴﻦ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺜﻠﺞ , ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺮﺩ
"Air yang boleh digunakan untuk bersuci ada 7 macam : air hujan dari langit, air laut, air sungai, air sumur, air dari mata air, salju dan air es".
==**==
Ayat kedua
Firman-Nya azza wa jalla :
ﻓَﻠَﻢْ ﺗَﺠِﺪُﻭﺍ۟ ﻣَﺎٓﺀً
"kemudian kamu tidak mendapat air" (QS. An Nisaa : 43).
Al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata :
ﻭَﻇَﺎﻫِﺮُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻳَﺪُﻝُّ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥَّ ﻛُﻞَّ ﻣَﺎﺀٍ ﻃَﺎﻫِﺮٌ ﻣَﺎﺀُ ﺑَﺤْﺮٍ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ
"Zhahirnya Al Quran menunjukkan setiap air itu suci dan mensucikan, baik air laut maupun air yang lainnya" (I/16, Daar al-Ma'rifah) -selesai-.
Artinya ketika Allah menyebut air secara mutlak, maka yang segera terpahami adalah air yang diciptakan oleh Allah dan ia hukum asalnya adalah suci dan mensucikan, selama tidak ada yang mengkontaminasinya yang merubah sifat asli air tersebut.

Abu Sa'id Neno Triyono