Hasbunallah Wa Ni’mal Wakiil bag 2



Segala puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya. Ada sebuah kisah menarik dari faedah kalimat hasbunallah wani’mal wakil.
Ketika Al-Aswad al-Unsi melemparkan Abu Muslim ke dalam kobaran api, ia tak jemu membaca hasbunallah wani’mal wakil. Saat jatuh di kobaran api, api menjadi dingin dan menyelamatkan Abu Muslim al-Khaulani. Peristiwa ini terjadi di masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika ia datang dari Yaman lalu disambut oleh Khalifah Abu Bakar, saat itu di dekatnya ada Umar dan sejumlah sahabat. Umar lalu berkata, “Selamat datang orang yang dijadikan Allah laksanan Ibrahim al-Khalil di tengah-tengah umat Muhammad”
Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan karunia-Nya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan cukup dengan karunia-Nya, dengan anugerah-Nya Ia menghilangkan keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepada-Nya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan menjalankannya.“Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzaab: 36). Maknanya Allah adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba, mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung .


Yaitu Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan sebagian makhluk-Nya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab) makhluk-Nya maka sesungguhnya diperoleh dengan-Nya.
Dan Allah adalah sebaik-baik sandaran.” (QS. Ali ‘Imron: 163).
Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikan-Nya mengatur segela urusan hamba-Nya, maka Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hamba-Nya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan rangkaian do’a-do’anya, Allahumma rahmataka arjuu fala talilnii ilaa nafsi tharfata ‘aiin: Ya Allah, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata.”
Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepada-Nya, yang berlindung kepada-Nya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepada-Nya, meminta pertolongan-Nya, bertawakal kepada-Nya, serta menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaan-Nya dan naungan-Nya. Barangsiapa yang takut kepada-Nya dan bertakwal kepada-Nya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Tholaq: 2-3).
Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rezeki-Nya dan kesembuhan dari-Nya, karena
“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Tholaq: 3).
Maksudnya tepas waktu, tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah berfirman,
Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfaal: 64).

Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” (QS. Az-Zumar: 36).
Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah ‘Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah ‘Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu. (bersambung)

Diterjemahkan dari khotbah Syaikh Abdul Bari bin
 ‘Iwadh ats-Tsubaiti (Imam dan khotib Masjid Nabawi)
Oleh Ustadz Firanda Andrija
Edit bahasa oleh tim khotbahjumat.com

hasbunallah wa ni_mal wakil 2.amr
22 menit yang lalu · Versi terbaru ArRisalah Press


Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA