Tujuh Indikator Kebahagiaan

Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu. Salah seorang sahabat Nabi Muhamad saw. Ada tujuh indikator kebahagiaan, yaitu :

1. Qolbun Syakirun atau hati yang selalu bersyukur.


عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :﴿عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ﴾

Dari sahabat Abdurrahman bin Abi Ya’la dari sahabat Shuhaib r.hu, dia berkata telah bersabda Rasulullah saw, 
”Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.”
(diriwayatkan oleh: Imam Muslim dalam Shahihnya)


2. Al Azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh/shalihah.



 الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Artinya :

“Dunia itu semuanya menyenangkan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah”.

(H.R. Muslim. Lihat Riyâdhush-Shâlihîn)


3. Al Auladun Abrar, yaitu anak yang sholeh




إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول: يارب أنى لي هذه فيقول: باستغفار ولدك لك


(Artinya); “Sesungguhnya Allah –Subhaanahu wa Ta’ala- mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, maka ia berkata, ‘Rabbku. Dari mana aku memperoleh derajat ini! Allah Ta’ala menjawab: ‘Ini adalah permohonan ampun anakmu untukmu’.”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)


4. Al bi'atu Sholihah. Yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. 

Lingkungan dan teman sangat penting, karena sangat berpengaruh dengan diri kita. Iman kita terkadang lemah dan biasanya masih mudah goyang dan tidak stabil, karena diperlukan teman-teman yang shalih dan baik. Sering-sering silaturahmi ke ikhwan-akhwat yang shalih dan shalihah serta berkumpul bersama mereka. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119)

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101)

5. Al Malul Halal. Atau harta yang halal. Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya tetapi lebih pada usaha untuk selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Firman Allah dalam Surat Almaidah ayat 100, 
 
قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Tidak sama yang buruk (harta yang haram) dengan yang baik (harta halal), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.”
Dalam ayat ini, setelah Allah menegaskan pentingnya kwalitas harta halal, Alalah Yang Maha Kaya lalu memerintahkan, untuk bertakwa

6. Tafakuh fi Dien, atau semangat untuk memahami agama. Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam.


مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ
“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.(Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (IV/131))

7. Umur yang barokah. Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. 

Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dan seburuk-buruknya manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” .(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

 Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka marilah kita memohon kepada Alloh SWT dengan sesering mungkin dan sekhusyu' mungkin agar kita selalu mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat dan juga terhindar dari api neraka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA