KEAGUNGAN DOA “SAPU JAGAT” (Bagian 2)

Ajengan Ma'mun Al-Askari

Kedua, Al-Azwaju as-Shalihah. Artinya pasangan hidup yang solih. Memiliki pasangan hidup yang solih merupakan pangkal terciptanya suasana rumah tangga bagai surga dunia yang indah penuh bahagia, dan sebaliknya keadaan rumah tangga akan seperti neraka yang penuh derita dan nestapa manakala memiliki pasangan hidup yang tidak solih. Dari Abu Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia ini seluruhnya adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita solehah.” (HR. Muslim, an-Nasai, dan Ibnu Majah dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhu .)
Kiat untuk meraih pasangan yang shaleh/shaleha dan surga dunia dalam kehidupan rumah tangga, antara lain tergambar dalam arahan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam cara memilih jodoh yaitu dengan menitik beratkan pada faktor agamanya. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِلدِّينِ وَالْجَمَالِ وَالْمَالِ وَالْحَسَبِ فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat alasan. Hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya berbahagialah engkau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ketiga, Al-Aulad al-Abrar. Artinya memiliki anak-anak yang baik. Ciri ketiga ini nampaknya merupakan konsekuensi logis dari ciri yang kedua. Pasangan suami-istri yang shaleh niscaya berusaha semaksimal mungkin menshalehkan anak-anaknya.
Dalam menciptakan anak-anak yang shaleh diperlukan cara yang integral dalam pola pendidikannya. Maksudnya, pendidikan dan pelajaran tidak terfokus hanya pada pencerahan intelektualnya semata dengan mengabaikan aspek spiritual dan emosionalnya. Pencerahan intelektual, spiritual dan emosional hendaknya menjadi kesatuan yang terintegrasi demi melahirkan generasi yang cerdas, shaleh dan berkahlaq mulia. Di samping ketiga hal itu, rizqi untuk membesarkan mereka pun harus halalan thayyiban dan proteksi lingkungan pun tidak boleh dianggap remeh. Kecuali hal-hal yang bersifat lahiriyah tersebut, maka usaha yang bersifat transedental pun harus ditempuh, yaitu jangan lupa panjatkan do’a kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala untuk kebaikan anak-anak, karena do'a merupakan suplemen gaib yang sangat ampuh. Lihatlah bagaimana Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam memohon kepada Tuhannya,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Wahai Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat:100).
Dalam surat Ali Imran :5-6,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ.
هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الأرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. Dialah yang membentuk kalian dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Dan dalam Al-Furqan :74,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang itu yang berdo'a, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA