Aqidah Al Walaa wal Bara'


Kaum Muslimin rahimakumullah…
Ketahuilah, ada sebuah tuntunan yang ia adalah satu bagian dan aqidah kita yang kita yakini dan kita berpegang kepada Allah dengannya. Dikatakan dalam tulisan Imam Abdurrahman bin Abdullah As-Sanad, beliau menulis mengutip salah satu perkataan imam rahimahullaah,"Sesungguhnya tidak ada hukum di dalam Kitabullah yang mengandung dalil-dalil yang lebih jelas daripada hukum ini, setelah kewajiban tauhid dan keharaman lawannya.

Ia adalah Aqidah Al Walaa wal Bara'. salah satu dasar aqidah islam yang wajib bagi setiap Muslim untuk mendukung dan memusuhi, mendukung/membela wali-wali Allah dan memusuhi musuh-musuh Allah.

 Dalam Al-Qur’an terdapat 36 ayat yang terkait dengan ‘wali’ tersebut. Dari 36 ayat itu terdapat kata awliya’ (dalam bentuk jamak/plural) sebanyak 33 kali dan dalam bentuk mufrad /tunggal(wali) terdapat 5 kali, yakni pada surat Al-Baqarah : 257, Al-Maidah : 55, As-Syura : 9 dan 28, dan Al-Jatsiyah : 19. Dari 38 kali sebutan wali (dalam bentuk jamak dan tunggal) itu Allah menjelaskan kepada kita bahwa pengertian wali itu ialah orang yang mengikuti jalan hidup.

Jika ia mengikuti jalan hidup yang diturunkan Allah melalui rasul-Nya, maka orang tersebut disebut waliyullah (wali Allah). Sebaliknya, jika orang tersebut mengikuti jalan hidup setan, baik dari kalangan jin maupun manusia, maka ia disebut waliyyusy-yaithan (wali setan). Mereka juga disebut Al-Qur’an Ikhwanusy-syayathin (saudara-saudara setan).

Sebab itu, karakter, sifat, prilaku dan gaya hidup manusia itu hanya terbagi dua, yakni yang mengambil dari hidayah (petunjuk) Allah dan yang mengambil dari setan. Anehnya, mereka yang mengambil dan meniru jalan hidup setan itu menduga mereka mendapat hidayah. Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an :

فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ

Sebahagian diberi-Nya (Allah) petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (Al-A’raf : 30)

Siapakah yang wajib engkau bela? jawabannya Firman Allah
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (55) وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ (56) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (57

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (55) Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (partai) Allahitulah yang pasti menang.(56) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu (Yahudi dan Nasrani), dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (57) (Al-Maidah : 55-57).

Siapa yang engkau musuhi?, maka Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi wali-wali  yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.(Al Mumtahanah:1).

Karena itu, Wajib bagimu wahai saudaraku untuk membela orang-orang beriman dan tidak memusuhi mereka, memusuhi orang-orang kafir dan tidak mendukung mereka.Sedangkan,  Menjadikan orang-orang kafir auliya sendiri ada beberapa macam:
1) membantu orang-orang kafir, percaya, memberi jabatan, teman setia penolong dan pelindung, apapun agama mereka, baik yang berada dalam negeri Islam maupun yang diluar pula mencintai mereka dan menolong mereka melawan kaum muslimin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51)
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.(Al-maidah : 51)

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi wali-wali  yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.(Al Mumtahanah:1).

 2) ketika kekufuran yang memenuhi suatu negeri hingga tidak bisa beribadah maka tetap tinggal dan tidak mau berhijrah ke negeri kaum muslimin.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Muhammad bin Abdurrahman Abul Aswad ia berkata, "Telah ditetapkan kepada penduduk Madinah untuk mengeluarkan sepasukan (melawan penduduk Syam), saya termasuk orang yang terdaftar, maka saya bertemu Ikrimah maula Ibnu Abbas dan saya memberitahukan hal tersebut, maka ia melarang aku dengan keras dan berkata, "Ibnu Abbas memberitahukan kepadaku, bahwa beberapa orang kaum muslimin tinggal bersama kaum musyrik sehingga memperbanyak jumlah kaum musyrik di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika (terjadi perang) dilepaslah panah sehingga mengena kepada salah seorang di antara mereka hingga tewas atau ditebas hingga tewas, maka Allah menurunkan ayat, "Innallladziina tawaffaahumul malaa'ikatu….dst."
[2] Yang dimaksud dengan orang yang menzalimi diri sendiri adalah orang-orang muslim Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam padahal mereka sanggup berhijrah. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-97-103.html#sthash.ZWtlyybK.dpuf
 إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَفَّىٰهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِهِمْ قَالُوا۟ فِيمَ كُنتُمْ قَالُوا۟ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةً فَتُهَاجِرُوا۟ فِيهَا فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ وَسَآءَتْ مَصِيرًا


.[1] Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri[2], (kepada mereka) malaikat bertanya, "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?"[3] Mereka menjawab, "Kami orang-orang yang tertindas[4] di negeri (Mekah)". Mereka (para malaikat) bertanya, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?[5]" Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (Qs AnNisa 97)

[1] Imam Bukhari meriwayatkan dari Muhammad bin Abdurrahman Abul Aswad ia berkata, "Telah ditetapkan kepada penduduk Madinah untuk mengeluarkan sepasukan (melawan penduduk Syam), saya termasuk orang yang terdaftar, maka saya bertemu Ikrimah maula Ibnu Abbas dan saya memberitahukan hal tersebut, maka ia melarang aku dengan keras dan berkata, "Ibnu Abbas memberitahukan kepadaku, bahwa beberapa orang kaum muslimin tinggal bersama kaum musyrik sehingga memperbanyak jumlah kaum musyrik di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika (terjadi perang) dilepaslah panah sehingga mengena kepada salah seorang di antara mereka hingga tewas atau ditebas hingga tewas, maka Allah menurunkan ayat, "Innallladziina tawaffaahumul malaa'ikatu….dst."
[2] Yang dimaksud dengan orang yang menzalimi diri sendiri adalah orang-orang muslim Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam padahal mereka sanggup berhijrah. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
[3] Yakni apa yang membedakan kamu dengan orang-orang musyrik? Bahkan kamu malah menambah banyak jumlah mereka dan terkadang kamu membantu mereka melawan kaum muslimin, kamu pun kehilangan banyak kebaikan, tidak bisa berjihad bersama rasul-Nya, tidak hidup bersama kaum muslimin dan tidak bisa membantu kaum muslimin melawan musuh mereka.
[4] Maksudnya lemah, dipaksa dan dizalimi.
[5] Sebagaimana dilakukan oleh orang-orang selain kamu. Oleh karena itu, di mana saja seorang hamba tidak bisa menjalankan agama, maka di sana ada tempat lain yang ia bisa beribadah di tempat itu karena bumi Allah itu luas. Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwa hijrah termasuk kewajiban yang besar dan meninggalkannya adalah haram, bahkan termasuk dosa besar, yakni berhijrah dari tempat di mana ia tidak dapat menjalankan agamanya atau menampakkan syi'ar-syi'ar Islam seperti azan, shalat Jum'at, shalat jama'ah, shalat 'Ied dsb. menuju tempat yang ia dapat menjalankan agamanya

3) menyerupai mereka dalam berpakaian, ucapan dan yang lainnya; karena menunjukkan  kecintaan kepada mereka.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Artinya: Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia akan digolongkan sebagai kaum tersebut  (HR Abu Daud).

ini adalah sebagian sikap loyal kepada orang-orang kafir yang wajib bagi setiap Muslim untuk berhati-hati, agar tidak terjerumus padanya, dan menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari semua jenis loyalitas ini. Karena orang-orang kafir yang dimurkai oleh Allah, maka tidak pantas mencintai orang yang dimurkai Allah.
Apa saja yang saudara lakukan misal ikut merayakan natal, ulang tahun, valentine, memakai pakaian mereka, menyerupai mereka dengan ritual menginjak telur, menyawer, memukul tetabuhan ketika gerhana dan sebagainya yang merupakan kebiasaan orang-orang kafir maka itulah sikap loyalitas kepada mereka. Tidak berlaku perkataan syukuran, do'a atau kebaikan dalam mengikuti kebiasaan orang-orang kafir.
 Karena sesungguhnya syukur, do'a atau kebaikan itu adalah mengerjakan dari apa-apa yang disyari'atkan Allah Ta'ala.

Sesungguhnya, berlepas diri (Bara') dari orang-orang musyrik dan bersikap loyal (Wala) kepada orang-orang beriman adalah aqidah yang tertanam kuat di hati hamba-hamba Allah yang shalih, yang pada diri Ibrahim dan orang-orang bersamanya terdapat suri teladan yang baik.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (4)
 Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri (bara’) dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. (Al Mumtahanah: 4)

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk wali-wali Allah yang shalih dan pengikut dinullaah yang beruntung.  

وآخر دَعْوَانَا لله رَب الْعَالَميْنَ

sumber: khutbah jum'at oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA  dan Buku Addiin An Nashiihah (Abdurrahman bin Abdullah As-Sanad)

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (٩٧) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-97-103.html#sthash.ZWtlyybK.dpuf
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (٩٧) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-97-103.html#sthash.ZWtlyybK.dpuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA