Definisi Iman


أن حقيقة الإيمان مركبة من قول وعمل، يقول: والقول قسمان: قول القلب وهو الاعتقاد، وقول اللسان وهو التكلم بكلمة الإسلام، والعمل قسمان: عمل القلب وهو نيته وإخلاصه، وعمل الجوارح، فإذا زالت هذه الأربعة زال الإيمان بكامله، وإذا زال تصديق القلب لم تنفع بقية الأجزاء (شرح التجريد الصريح)
Bahwasanya, hakikat iman itu terdiri dari ucapan dan perbuatan, dia pun berkata: Ucapan itu terbagi menjadi dua, yaitu ucapan hati yang disebut dengan ‘itiqod; dan ucapan lisan yang disebut dengan ucapan dengan kalimat islam (persaksian terhadap Ke-Esaan Allah). Dan perbuatan juga terbagi menjadi dua, yaitu perbuatan hati yang disebut dengan niat dan ikhlas; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, maka keimanan akan hilang beserta dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran oleh hati, maka menjadi tidak bermanfaat ketiga hal yang lainnya.
Dalam tafsir Ath-Thobari, Abu Ja’far mengatakan,
ليس المؤمن بالذي يخالف الله ورسوله، ويترك اتباعَ ما أنزله إليه في كتابه من حدوده وفرائضه، والانقياد لحكمه، ولكن المؤمن هو الذي إذا ذكر الله وَجِل قلبه، وانقاد لأمره، وخضع لذكره، خوفًا منه، وفَرَقًا من عقابه، وإذا قرئت عليه آيات كتابه صدّق بها
Tidaklah disebut beriman apabila menyalahi (aturan) Allah dan rasul-Nya, dan meninggalkan untuk mengikuti apa yang diturunkan dalam kitab-Nya, yaitu dalam batasan-batasan-Nya dan kewajiban-kewajiban-Nya, dan meninggalkan untuk menjalankan hukum-hukum-Nya. Sebab disebut beriman itu adalah yang apabila ia ingat kepada Allah akan bergetar hatinya, menjalankan segala perintah-Nya, merendah ketika berdo’a, takut kepada-Nya, menjauhi dari (yang akan mengakibatkan) siksa-Nya, dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat dari kitab-Nya ia akan membenarkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA