Sholat itu menjaganya dari kemungkaran dan kekejian

Sholat itu kewajiban baginya. Sholat itu menjaganya dari
kemungkaran dan kekejian. Dia ruku’. Maha Agunglah Alloh dan dia
memuji Ilahi. Lalu Alloh mendengarkan orang yang memuji-Nya,
dan menjawab derap-derap permohonannya yang menggelora. Dia
sujud. Maha tinggilah Alloh. Dan dia merasakan betapa dekatnya,
betapa mesranya, betapa asyiknya bicara pada Robbnya dalam
hening, mengadu, berkeluh, berkesah tentang segalanya. Tentang
beratnya tugas, tentang lemahnya daya dan kekuatannya.
Lalu dia memohon kekuatan agar mampu mengemban amanah
itu. “Ya Robbi,” lirihnya, “Kepada-Mu kuadukan lemahnya dayaku,
kurangnya siasatku, dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai
Yang Paling Penyayang di antara para penyayang, Engkaulah Robb
orang-orang yang lemah. Engkaulah Robbku. Aku berlindung
dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan dan yang
karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tak
menurunkan murka-Mu kepadaku. Tiada daya dan kekuatan kecuali
dari-Mu.”
Maka Alloh menjawabnya, mencurahkan rohmat kepadanya
sebagai cinta dari langit untuk ditebarkan di bumi.
“Maka disebabkan rohmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati keras, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali ‘Imron [3]: 159)
Dalam dekapan ukhuwah, kita rindu mewarisi keteguhan Sang
Nabi. Dalam dekapan ukhuwah, kita rindu dicurahi rohmat-Nya
hingga mampu berlemah lembut pada sesama. Dalam dekapan
ukhuwah, kita berharap tak ada yang lari dari sisi karena kekasaran
sikap dan kekerasan hati ini. Dalam dekapan ukhuwah, kita
berambisi dipuji Alloh seperti Sang Nabi, “Sesungguhnya engkau
berada di atas akhlak yang agung.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA