MASIH TERSISA DUA ARAH, ATAS DAN BAWAH


“Sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamiu yang terang nyata” QS. Al baqarah:204. Selaras dengan firman Allah tadi bahwa permusuhan iblis dengan kita tidak akan berhenti hingga hari kiamat. Semenjak diusirnya iblis dari jannah ia bersumpah untuk menyesatkan seluruh anak Adam dari jalan yang lurus. Iblis dan pengikutnya selalu meningkatkan ketrampilan diri mereka dalam menggoda kita semua. Sumpah iblis ini diabadikan dalam al qur’an ; Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). [ QS. Al A’raf : 16 – 17 ]. Ayat Al Quran ini menjelaskan bahwa Iblis akan selalu menghalang-halangi kita dari jalan yang lurus. Caranya, dia akan mendatangi kita dari muka, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri kita. Lalu apa maksud dari keempat penjuru itu?. Kenapa setan memilih menggoda manusia dari empat arah?. Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala dalam surat Al-A’raf ayat 17 di atas adalah, “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka”: Iblis akan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat (Min baini Aidihim). “dan dari belakang mereka”: membuat mereka cinta kepada dunia (Wa Min Kholfihim). “dari kanan”: urusan-urusan agama akan dibuat tidak jelas (Wa ‘An Aimaanihim). “dan dari kiri mereka”: dan manusia akan dibuat tertarik dan senang terhadap kemaksiatan (Wa ‘An Syama’ilihim).
Dari depan, maksudnya adalah bahwa iblis akan menawarkan kepada kita melakukan dosa-dosa besar. Dibuatnya ragu dan lupa pada urusan akhirat. Terpikirkanpun tidak, terbersitpun tidak, dibuat ragu terhadap adzab kubur. Buktinya sekarang bermunculannya guyonan mengenai neraka. Banyak diantara kita yang mengatakan kalo masuk neraka akan tambah asik karena akan dikumpulkan dengan para bintang film yang cantik dan ganteng. Sungguh guyonan parah yang bisa menjadikan kita keluar dari islam. Hal ini menunjukkan keberhasilan iblis. Kita dibuat tidak tahu akan pedihnya adzab neraka, sehingga mampu berolok-olok akan neraka yang sangat pedih siksanya. Kita tidak tahu bahwa api neraka yang hanya sebesar korek api pun jika dijatuhkan pada lautan dunia niscaya akan kering seketika laut dunia, menguap tak bersisa.
Apabila godaan dari depan gagal, setan akan menggoda kita dari belakang dalam bentuk tawaran dosa-dosa kecil. Setan seolah berkata, “Berbuat dosa itu manusiawi. Allah itu Maha Pengampun.” Setan akan berupaya membuat kita cinta kepada dunia. Dunia dibuat sangat indah, baik, penuh warna sehingga kita sangat senang, gandrung, bahkan mencintai dunia melebihi akhirat. “Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah akan menyerahkannya kepada kalian dan melihat apa yang akan kalian lakukan. Maka, berhati-hatilah kalian pada dunia, dan berhati-hatilah juga pada para wanita ! Karena fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil datang dari para wanita”. HR. Muslim. Bila depan dan belakang gagal, setan akan menggoda dari arah kanan. Apa tawarannya? Sibuk dengan yang mubah-mubah dan lupa dengan yang wajib. Contohnya, terlalu asyik berselancar di dunia maya dan sosial media lupa dengan kewajiban. Suami lupa mendidik dan mengajak ngobrol istri. Sang istri lupa menyiapkan berbagai kebutuhan suami. Kita asik dengan pekerjaan mubah lainnya dan yang lebih menjerumuskan adalah kita berpikir bahwa hal mubah yang dilakukan seolah menjadi wajib bagi diri kita. Urusan-urusan agama dibuat tidak jelas. Kitapun dibuat berat dalam melaksanakan berbagai kebaikan. Saat kita hendak bertahajud dan sudah bangun pada malamnya, setan membisikan suara dalam hati lanjutkan tidurmu, malam masih panjang. Dan ketika kita sudah mendekati subuh, setan membisikkan terus tidurlah, baru adzan nanti saja kalau sudah iqomah. Dan saat ia sadar bahwa iqamah telah disuarakan oleh muadzin, maka setan membisikkkan nanti saja, shalat nanti-nanti juga diperbolehkan. Sehingga kita luput dari shalat tahajud dan juga shalat subuh berjama’ah.
Sementara godaan dari arah kiri adalah godaan yang paling halus. Kita seolah-olah sedang mendekat kepada Tuhan-Nya namun disisi lain kita melalaikan kebaikan yang lain. Kita rajin beribadah tetapi mencela cara ibadah orang lain. Beribadah itu baik, tetapi menjaga ukhuwah atau persaudaraan juga sangat penting. Kita rajin sedekah tetapi lupa membayar hutang. Sholat dhuha berlama-lama padahal kita masih terikat jam kantor. Kemaksiatan dikemas dan dipoles sedemikian rupa sehingga nampak indah dan menarik. Judi, kalo dilihat dengan menggunakan akal sehat pasti merugikan. Namun bagaimana megah dan mewahnya tempat-tempat perjudian itu seakan merupakan hiburan kelas atas yang berkelas. Para penjudipun di bisikkan angan-angan kosong akan kekayaan jika menang. Tetapi tidak ada dalam sejarah orang yang kaya karena judi. Bahkan kebangrutan dan kehancuran rumah tangganya. Zinapun juga demikian. Dibuat indah dan menarik sehingga film-film di TV dan juga di bioskop dipenuhi dengan adegan-adegan yang mengajak orang pada perzinaan. Seakan gonta-ganti selingkuhan terasa nikmat dan menjadi tren yang dilakukan oleh orang-orang yang kaya dan elit. Bahkan ada yang bangga dengan prestasinya meniduri banyak wanita. Ribapun juga dibuat indah oleh iblis. Produk iblis terkait riba sungguh sangat indah dan paling berhasil. lihatlah bagaimana institusi perbankan, leasing dan perkreditan yang sangat marak, di dunia perbisnisan. Terlebih lagi dimasa kini hampir tidak ada orang yang terlepas dari membeli kredit dengan akad yang mengandung riba bahkan parahnya ibadah hajipun menjadi komoditas rawan riba.
Lalu timbul pertanyaan di benak kita, mengapa iblis tidak mendatangi kita dari atas dan dari bawah kita?. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah tafsir Al Qur’an, “Diriwayatkan bahwa ketika Iblis mengatakan ucapannya tersebut, maka hati para malaikat menjadi kasihan terhadap manusia mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, bagaimana mungkin manusia bisa melepaskan diri dari gangguan syaitan?” Maka Allah berfirman kepada mereka bahwa bagi manusia masih tersisa dua jalan, atas dan bawah, jika manusia mengangkat kedua tangannnya dalam do’a dengan penuh kerendah-hatian atau bersujud dengan dahinya di atas tanah dengan penuh kekhusyu’an, Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka” HR Thabrani .
Selagi tarikan nafas masih melewati kerongkongan kita, jangan pernah henti berikhtiar untuk menyelamatkan diri dari cengkeraman, godaan dan jebakan-jebakan setan. Kita harus terus mengupgrade keimanan kita kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya. “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-Nya.”QS.An-Nahl:99. Teruslah menuntut ilmu syar’i dari sumber dan pemahaman yang benar karena dengan ilmu ini kita terbimbing kepada jalan yang lurus dan mampu menepis sekian banyak perangkap setan yang dipasang untuk menjerat kita. Tetap istiqoma mengokohkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. “Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.”QS.Al-Hijr:40. Bentengi diri kita dengan dzikrullah dan isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah. “Dan jika kamu ditimpa godaan syaithan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”QS. Al-A’raf : 200.
Iblis sudah berjanji untuk menggoda kita manusia, lantas apa janji kita untuk tidak tergoda oleh jebakan iblis?. Dari sinilah kita harus hati-hati dan memohon kepada Allah agar diberikan keistiqomahan dan tidak tergoda dengan jalan-jalan setan. Rasulullah mengajarkan kepada kita suatu do’a yang dibaca pagi dan sore hari, diantaranya adalah, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku. Ya Allah tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagunganMu agar aku tidak tersambar dari bagian bawahku. HR. Abu Dawud

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA