Jangan Putus Asa

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ

=====================
Jangan putus asa, karena putus asa bukan akhlaq Islam dan kaum muslimin. Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Masih terbentang waktu yang amat panjang dihadapan kita.
Meskipun kerusakan moral pada hari ini dirasa semakin menjadi dan merajalela namun yakinilah bahwa masih ada unsur-unsur baik yang selamat yang didalamnya menyimpan potensi yang sangat besar yang siap didayagunakan untuk membangkitkan kesadaran umat akan kebenaran.
Camkanlah pihak yang lemah takkan selalu berada dalam kelemahan selamanya, begitupun pihak yang kuat tak selamanya dalam kondisi kuat. “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”“dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”.
.
Perputaran waktu, senantiasa digerakan oleh berbagai peristiwa-peristiwa besar. Berbagai kesempatan senantiasa terbuka bagi seluruh akitivitas dan karya-karya agung. Tiada satupun pengorbanan suci menjadi percuma dan tiada pengorbanan jiwa dan raga kecuali berbuah dalam alam nyata.
Dunia tengah menanti kalian wahai mujahid da’wah, akankah kalian biarkan masyarakat merangkak dalam kegelapan tanpa cahaya, mereka terjerembab dalam lumpur pekat penuh kenistaan hingga hidup mereka penuh dengan hingar bingar kemaksiatan yang memporak porandakan seluruh sendi kehidupan. Mereka saling bunuh saling tipu, tindas menindas demi memenuhi kepuasan nafsu yang tidak pernah terpuaskan. Bukankah prilaku buruk mereka juga berdampak kepada kita, pantaskah kita mengeluh dan mengeluh karena sebenarnya sebagian solusi ada ditangan kita.
Akankah kita berdiam diri dari kenyataan tadi, Apakah nurani ini telah sirna sehingga tidak lagi tampak dihadapan kita problemamatika umat, bukankah terngiang ditelinga kita sensitifitas Nabiyulloh ‘Isa A.S ketika melihat gejala kekufuran ditengah kaumnya”
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.”
.
…ataukah kita kita merasa tidak berdaya sebelum memulai usaha, kita kedepankan berbagai halangan dan kesulitan sebelum kita masuk kemedan laga sebenarnya, atau kita merasa bangga dengan status kemujahidan bahwa status tersebut jaminan keselamatan, tidak ada dalam sejarah seorang mujahid tanpa berjihad dan tidak ada kebesaran tanpa tetesan darah dan air mata.Ataukah kita terpenjarakan oleh gelimang dunia kita. Ataukah kita khawatir perjuangan dan dakwah kita akan dinikmati oleh segelintir oknum “penikmat dakwah”, andaikan itu benar terjadi biarkanlah oknum tersebut menikmati sampah perjuangan sedangkan mujahid dakwah menikmati semerbak jihad, karena Alloh SWT tidak pernah salah dalam menghitung.
Kenapa ditengah banyaknya kader dan sarana dakwah yang berlebih seakan kita kekurangan kader dan tidak memiliki apa-apa, apakah keberkahan dakwah kita pada hari ini hilang ditelan badai kepentingan, sebagian kita merasa putus asa, militansi kita menjadi memudar, semangat kita semakin terkoyak, pengorbanan kita semakin kita “hitung-hitung” dan langkah-langkah kita semakin berat. Cerita kita hari ini bukan cerita akahirat tapi cerita dunia, Bangga kita akan istana, kendaraan, istri nan cantik jelita dan makan mewah lebih kita banggakan dibanding cerita perjuangan dan pengorbanan. Tidak ada kaum yang hebat karena mengumbar syahwat dan tidak ada bangsa besar dibangun diatas selera rendahan. Akankah keteladanan ditengah pemimpin dakwah pada hari ini mulai meredup? , apakah orientasi dakwah kita pada hari ini tidak lagi Ridho Alloh SWT?, akankah sebagian kita berlomba dalam urusan dunia? Apakah politik kita pada hari ini politik murni yang hanya berorientasi pada kekuasaan semata?. Kalau itu benar terjadi maka katakan selamat tinggal kemulian dan kehormatan.
Tapi sekali lagi jangan putus asa, bukankah perjalanan dakwah perjalanan panjang penuh dinamika, perjalanan yang dipenuhi oleh banyak manusia dengan aneka ragam tujuan, namun Alloh SWT akan melakukan penyaringan hingga menjadi jelas siapa diantara mereka yang mujahid sejati dan siapa diantara mereka yang mujahid imitasi. Mari kobarkan semangat juang hingga akhir hayat dikandung badan, luruskan niat dan tujuan hingga beroleh kemengan dengan penuh keberkahan.
“Hai orang-orang yang beriman apakah sebabnya jika dikatakan kepada kamu “Berangkatlah berperang dijalan Alloh” kamu merasa berat dan ingin tinggal ditempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan dunia sebagai ganti kehidupan diakhirat? padahal kehidupan dunia jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Alloh akan menyiksa kamu dengan siksaan yang pedih, dan digantikannya kamu dengan kaum yang lain dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepadanya sedikitpun, dan Alloh maha kuasa atas segala sesuatu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA