Nasihat Berharga Meraih Hidup Bahagia


Bab I, Iman dan Amal Sholih bag 2. Syarah hadits syukur dan sabar

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di  dalam bab ini mengutip riwayat Imam Muslim rahimahullaah

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ صُهَيْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»

Dari Abdurrahman bin Abu Lailaa, Dari Shuhaib, Ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda," Sungguh mena'jubkan dalam perkara seorang mu'min. Sesungguhnya setiap urusannya kebaikan. Dan tidaklah didapatkan kecuali hanya kepada seorang mu'min. Jika Ia mendapatkan kelapangan (kesenangan), maka ia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa bahaya (kesulitan) maka ia bersabar, maka hal itu baik baginya.

Di dalam hadits ini Rasulullah mmberitahukan bahwa seorang Mu'min akan dilipatgandakan kebaikannya & buah amal-amalnya di dalam kondisi apapun yg dia hadapi, di dlm kondisi ni'mat ataupun susah.
Oleh karena itu, syaikh berkata: Anda bisa mnemukan 2 orang yg mendpatkan ujian yg sama atau ni'mat yg sama, tetapi ternyata, keduanya brbeda dlm mnghadapinya. Hal itu kembali kpd kualitas iman dan amal shalih yg dimiliki oleh masing-masing orang.

Dalam Alquran ada 4 ayat yang menyebutkan teladan 2 sifat sabar dan syukur ini.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ وَذَكِّرْهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّكُلِّ صَبَّارٍۢ شَكُورٍۢ
(إبراهيم - 5)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.

إِن يَشَأْ يُسْكِنِ ٱلرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَىٰ ظَهْرِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّكُلِّ صَبَّارٍۢ شَكُورٍ
(الشورى - 33)

Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. (Asy-Syura Ayat 33).

Yang dimaksud dengan hari-hari Allah adalah peristiwa yang telah terjadi pada umat-umat terdahulu serta nikmat dan siksa yang dialami mereka. Dengan mengingat hal itu, seseorang dapat mengetahui sempurnanya kekuasaan Allah, meratanya ihsan-Nya, sempurnanya keadilan dan hikmah-Nya.

Orang itu adalah orang mukmin, di mana ia bersabar saat menerima musibah dan terhadap hal yang memberatkan dirinya, seperti rasa lelah ketika menjalankan ketaatan, menolak segala yang mengajak kepada maksiat serta menahan dirinya agar tidak keluh kesah. Demikian pula ia bersyukur saat memperoleh kelapangan dan saat mendapatkan nikmat; dia mengakui nikmat Tuhannya dan tunduk kepada-Nya serta mengalihkan nikmat-nikmat itu untuk mencari keridhaan-Nya.


Orang inilah yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah. Adapun orang yang tidak bersabar dan bersyukur, maka ia tetap saja berpaling atau membangkang dan tidak mendapatkan manfaat dari ayat-ayat-Nya.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللَّهِ لِيُرِيَكُمْ مِنْ آيَاتِهِ

 إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (31)

 

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS Luqman: 31)

Yakni tidakkah engkau memperhatikan di anatar atsar (pengaruh) qudrat (kekuasaan)-Nya, rahmat-Nya dan perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya, Dia menundukkan lautan sehingga kapal dapat berlayar di sana dengan perintah qadari-Nya, dengan kelembutan dan ihsan-Nya.

 

Di sana terdapat manfaat dan pelajaran. Mereka yang bersabar terhadap musibah dan bersyukur terhadap kenikmatan itulah yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya.

فَقَالُواْ رَبَّنَا بَٰعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمْ فَجَعَلْنَٰهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَٰهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّكُلِّ صَبَّارٍۢ شَكُورٍۢ
(سبأ - 19)

 

 

Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami", dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.

 

Terhadap nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan mengakuinya, memuji yang memberinya nikmat dan mengalihkan nikmat itu untuk ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

 

Kaum saba meminta agar kota-kota yang berdekatan itu dihapuskan dan dijadikan padang sahara yang tandus supaya mereka dapat berbangga diri di hadapan kaum fakir dengan mengendarai unta, serta membawa perbekalan dan air, atau maksudnya agar perjalanan menjadi panjang dan mereka dapat melakukan monopoli dalam perdagangan itu, sehingga keuntungan lebih besar. Dengan kufur kepada Allah dan kepada nikmat-Nya, maka Allah menghukum mereka dan membinasakan mereka kaum saba’ dengan mengirimkan banjir besar yang keras yang merobohkan bendungan mereka, membinasakan kebun-kebun mereka, maka bergantilah kebun yang indah itu menjadi kebun yang tidak ada manfaatnya, di mana buah-buahnya terasa pahit, dan tanaman lainnya yang tumbuh adalah pohon Atsl dan pohon Sidr. Yang demikian karena mereka merubah syukur dengan kekufuran, sehingga nikmat yang mereka peroleh dirubah dengan hukuman.
Orang yang sabar lagi bersyukur ketika mendengar kisah mereka dan hal yang terjadi pada mereka dapat mengetahui bahwa musibah tersebut sebagai balasan terhadap kufurnya mereka kepada nikmat Allah dan bahwa barang siapa yang berbuat seperti itu akan diberikan balasan yang serupa, ia juga mengetahui, bahwa syukur kepada Allah dapat menjaga nikmat dan menolak hukuman. Demikian pula ia mengetahui, bahwa para rasul adalah benar dalam berita yang mereka sampaikan, dan bahwa pembalasan adalah benar. (bersambung)
Diambil dari tafsir Hidayatul Insan, Syaikh Abu Yahya Marwan bin Musa rahimahullaah

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA