DEFINISI IHSAN


➖➖➖➖➖➖➖
*PEMBAHASAN TAUHID*

*BAB : IHSAN*



Ihsan artinya : Menyempurnakan seseuatu atau melengkapinya.

Ihsan berasal dari kata "hasan" artinya baik. Ia lawan kata dari "qubhun" artinya buruk.

Ihsan terbagi menjadi 3 yaitu :

✅ Ihsan dalam hubungan seorang hamba dengan Allah.

✅ Ihsan dalam hubungan seseorang dengan sesamanya.

✅ Ihsan (profesional) dalam melakukan suatu pekerjaan.


........................
🍀🍀🍀🍀🍀
1⃣ Bentuk yang pertama, ihsan dalam hubungan seorang hamba dengan Allah ta'ala.

✔ Yaitu menyempurnakan ibadah yang telah dibebankan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Jika keimanan mu telah kuat dan keyakinanmu sangat mantap terhadap Allah, maka tidak ada kebimbangan apalagi keraguan. Seorang hamba akan bisa maksimal dan fokus beribadah kepada Allah, seolah-olah Allah didepannya, ia melihatnya dengan mata hatinya, hal ini karena kesempurnaan keikhlasan dan keyakinannya. Dan Allah ta'ala tidak bisa dilihat di kehidupan duniawi, namun hanya bisa dilihat dikehidupan akhirat. Itulah sebabnya, seorang yang telah memiliki ihsan yang tinggi, beribadah seolah-olah melihat Allah dengan kesempurnaan rasa ikhlas dan kesempurnaan keyakinan  akan dibalas dengan yang sesuai, yaitu kenikmatan terbesar disurga dengan melihat wajah Allah yang penuh dengan kemuliaan.

Allah berfirman

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) *dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah)*. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
(QS Yunus, Ayat 26)

Itulah ganjaran di akhirat bagi orang-orang yang ihsan dalam beribadah kepada Allah di dunia. Inilah jalan orang-orang yang ihsan dalam beribadah (muhsinun). Mereka beribadah dengan lezat, penuh  kerinduan, menikmati ketaatan kepada Allah.

✔ Tingkatan kedua dari  ihsan adalah seorang hamba yang beribadah dengan keyakinan, bahwa Allah senantiasa melihatnya. Apapun keadanya. Inilah yang dinamakan "murooqobah" perasaan selalu merasa di awasi oleh Allah.

Selama perasaan murooqobah ini ada pada diri seseorang, maka ia akan selamat dan bisa membuatnya banyak beramal shalih. Karena ia yakin betul, Allah selalu melihatnya.

Seorang pegawai akan bekerja dengan maksimal tatkala seorang atasan mengawasinya. Ini hal yang pasti. Kita semua memahaminya.

Lalu apakah pantas, Allah Rabb Kita senantiasa melihat kita, selalu mengawasi kita, dan kita tidak memberikan yang terbaik dalam beribadah?

.........................
🍀🍀🍀🍀🍀
TINGKATAN TINGKATAN DALAM AGAMA ISLAM

Islam memiliki beberapa tingkatan :

❤ Lingkaran islam.
Ini adalah lingkaran yang paling luar, paling besar, paling lebar dan paling luas. Masuk dalam lingkaran ini semua orang islam, sampai seseorang yang mempunyai keimanan sebesar biji sawi pun masuk dilingkaran ini. Bahkan orang-orang munafik pun masuk dalam lingkaran ini (padahal hati mereka tidak beriman), sehingga mereka tetap di pergauli sebagaimana orang-orang islam.

💛 Lingkaran iman.
Yaitu lingkaran yang lebih kecil dan lebih sempit dari yang pertama. Orang-orang munafik (munafik keimananya) tidak masuk kedalam lingkaran ini. Hanyalah mereka yang mempunyai keimanan yang masuk. Baik keimanan yang sempurna ataupun keimanan yang kurang sempurna (fasiq), yaitu seorang mukmin yang terkadang masih seiring terjatuh kedalam maksiat.

💚 Lingkaran ihsan.
Ini adalah lingkaran yang paling sempit dan paling kecil. Lingkaran ini hanya masuk didalamnya orang-orang yang ihsan, sebagaimana dijelaskan Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadits nya (beribadah seolah-olah melihat Allah, jika tidak mampu ia yakin bahwa Allah senantiasa melihatnya), dan juga orang-orang yang keimanannya sempurna.


 💎 DALIL - DALIL IHSAN

1. Dalil dari derajat ihsan yang pertama (beribadah seolah-olah melihat Allah).

Allah ta'ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
(QS An-Nahl, Ayat 128)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa bersama dengan orang yang berbuat ihsan. Yaitu mereka yang beribadah seolah-olah melihat Allah, sesungguhnya Allah selalu bersamanya dengan "ma'iyyah khooshshoh" kebersamaan khusus. Maksudnya selalu menolongnya, memberikan taufiq dan memberikan kekuatan kemudahan dalam beribadah. Bukan seperti yang dipahami oleh orang-orang "Sufi" dengan pemahaman "wihdatul wujuud" Allah menyatu dengan makhluk -NYA. -na'udzubillah-

2. Dalil derajat ihsan yang kedua (bahwa Allah selalu melihat kita).

Allah ta'ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ

Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.
(QS Ali 'Imran, Ayat 5)

Allah selalu melihat kita, apapun keadaan kita, dimanapun kita berada, Dia selalu mengawasi gerak-gerik kita, perbuatan kita baik itu ketaatan maupun dosa.

2⃣ Ihsan seorang hamba terhadap sesamanya.

Yaitu dengan berbuat kebajikan, menahan diri dari perbuatan zhalim, memberikan makan orang yang kelaparan, memberikan pakaian orang yang tidak punya, meringankan beban orang lain, menolong mereka yang membutuhkan dan semua perbuatan yang baik. Seperti memuliakan tamu, tetangga sehingga tidak keluar dari perbuatan seorang hamba kecuali yang baik baik.

Diantara manusia ada yang selalu berbuat keburukan. Adapun yang imbang perbuatan ta'at dan dosanya. Dan adapula yang tidak keluar darinya kecuali yang baik baik. Manusia jenis ketiga inilah yang mempunyai tingkatan tertinggi.

Allah ta'ala berfirman

 ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al-Baqarah, Ayat 195).

bahkan perbuatan ihsan ini tidak hanya kepada sesama saja, tetapi juga kepada hewan ternak. Wajib untuk berbuat ihsan. Yaitu dengan menyediakan apa yang dibutuhkan dari makanan dan minuman. Tidak menyakitinya tidak mengurungnya dengan tidak memberi makan. Tetapi hendaklah ihsan kepada hewan, merawatnya dengan kasih sayang dll.
Ketika menyembelih hendaknya menajamkan pisau, agar lebih mudah dalam penyembelihan dan lebih cepat mengistirahatkan.

Bahkan orang-orang pelaku pembunuhan ketika telah ditegakkan hukumannya, diwajibkan agar di qishaash dengan cara yang ihsan. Tidak boleh menyiksa sebelumnya, atau di penjara tidak dikasih makan minum sampai mati, atau di mutilasi (dipotong-potong anggota badanya).itu semuanya dilarang dalam syariat agama kita.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إن الله كتب الإحسان على كل شيء، فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة، وإذا ذبحتم فأحسنوا الذبحة

_"Allah mewajibkan perbuatan ihsan dalam segala hal. Jika engkau meng-qishash seseorang maka bunuhlah dengan cara yang terbaik, jika engkau menyembelih hewan maka sembelih lah dengan cara penyembelihan yang terbaik."_

Dan Allah ta'ala telah mengampuni seorang perempuan pelacur dari Bani israil karena sebab perbuatan insan nya kepada hewan, yaitu memberikan minum kepada anjing yang kehausan. Kemudian Allah menerima perbuatan baiknya dan Allah mengampuni dosa-dosa nya. Padahal perempuan itu telah berbuat dosa besar yaitu zina.

Ini balasan dari perbuatan ihsan kepada hewan. Lalu bagaimana kalau kita berbuat ihsan kepada manusia? Memberikan makanan kepada yang kelaparan, menolongnya dll?

Bahkan kepada orang kafir sekalipun kita tetap wajib berbuat ihsan. Menolong mereka jika tertimpa musibah dll. Jika kita berbuat ihsan, Allah akan menerima kebaikan kita. Karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (ihsan).

3⃣ Ihsan (profesional) dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas.

Yaitu melakukan dengan maksimal dan dengan cara yang terbaik. Bukan mengharap pujian sanjungan tetapi bekerja dengan sikap profesional, memberikan yang terbaik karena ia sadar bahwa Allah senantiasa melihat proses usahanya.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إن الله يحب إذا عمل أحدكم أن يتقنه

_"Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang diantara kalian bekerja dengan yang terbaik (profesional)"_

Allahu ta'ala a'lam

.....................................
_📝 Abu Shafa Sartono_
_✍🏻 Editor : Abu Rosyad Rusiyanto Lc._

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA