Sifat Tawadhu [2]



📚 Penjelasan makna dan sifat-sifat Ibadurrahman

📖

Tawadhu'nya Nabi

Rendah hati merupakan sifat nabi, rasul, sahabat nabi, dan orang-orang yang shalih. Salah satu bentuk ketawadhuan Rasulullah adalah beliau tidak suka dipuji dan disanjung secara berlebihan.

Dari Umar bin Kha'ab., ia berkata:
Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: “Janganlah kamu sanjung aku (secara berlebihan) sebagaimana kaum Nasrani menyanjung ‘Isa bin Maryam. secara berlebihan. Aku hanyalah seorang hamba Allah, maka panggillah aku dengan sebutan: hamba Allah dan rasul-Nya.” (H.R. Abu Daud)

Perilaku Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari
Orang yang bertawadhu akan tampak dari sikap dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri sikap tawadhu terbagi dua.
a. Tawadhu yang Terpuji
Tawadhu yang terpuji adalah ketawadhuan seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah. Contoh perilaku tawadhu ini, antara lain:
1. Tidak berlebihan, baik dalam perhiasan, makanan, dan minuman;
2. Sopan santun dalam bertindak dan bersikap;
3. Merendahkan nada suaranya;
4. Gemar menolong orang yang membutuhkan pertolongan.

b. Tawadhu yang Dibenci
Tawadhu yang dibenci adalah tawadhunya seseorang kepada Allah karena menginginkan dunia ada di sisinya.

 Contoh perilaku tawadhu ini, antara lain:
1. Bersikap sopan santun karena memiliki maksud yang tidak baik;
2. Tidak berlebihan memakai harta karena takut dicuri atau dimintai zakat;
3. Menolong orang yang membutuhkan pertolongan dengan maksud ada imbalan dari yang ditolongnya.

Ada juga tawadhu yang berlebihan yaitu tawadhu yang menyebabkan tidak mau mengajak ke jalan Allah, tidak berbagi ilmu, tidak beramal, maka hendaknya ditinggalkan tawadhu tersebut.

✍️ Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah mengatakan,

لو لم يعظ إلا معصوم من الزلل لم يعظ الناس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أحد لأنه لا عصمة لأحد بعده.

💐🌻 "Andaikan tidak  menasihati kecuali orang yang terbebas dari kesalahan, niscaya tidak  ada seorang pun yang memberi nasihat setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sebab, tidak ada yang maksum setelah beliau."

📚 Lathaiful Ma'arif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA