Faidah-faidah dalam Ukhuwwah Imaniyah

📃 Bulletin
Rabiul Akhir-Jumadil Awwal 1440 H/Januari 2019M
📖 
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧَﻮَﻳْﻜُﻢْ ۚ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat(Qs. AlHujurat:10)
Ukhuwwah Imaniyah merupakan ikatan yang Allah ikat antara kaum mukmin, yaitu apabila ada seseorang baik berada di timur maupun di barat bumi jika dia beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan hari Akhir serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk, maka dia adalah saudaranya, dimana hal ini menghendaki untuk diberikan sesuatu yang disukainya sebagaimana ia suka mendapatkan hal itu serta tidak menyukai hal buruk menimpanya sebagaimana dirinya tidak suka mendapatkannya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan melaksanakan hak keimanan,
Beliau bersabda:
ﻟَﺎ ﺗَﺤَﺎﺳَﺪُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨَﺎﺟَﺸُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺒَﺎﻏَﻀُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺒِﻊْ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻴْﻊِ ﺑَﻌْﺾٍ ﻭَﻛُﻮﻧُﻮﺍ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﺃَﺧُﻮ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻟَﺎ ﻳَﻈْﻠِﻤُﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺨْﺬُﻟُﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺤْﻘِﺮُﻩُ ﺍﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻫَﺎﻫُﻨَﺎ ﻭَﻳُﺸِﻴﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﺩَﻣُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﻋِﺮْﺿُﻪُ
“Jangan kamu saling hasad, saling najsy (menipu agar barang dagangan laku), saling marah, saling membelakangi dan jangan kamu menjual barang yang sudah dijual oleh orang lain. Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang muslim yang satu dengan lainnya adalah bersaudara, tidak boleh dizalimi, ditelantarkan dan dihinakan. Takwa itu di sini, -Beliau berisyarat ke dadanya- 3X, “Cukuplah seseorang telah melakukan kejahatan kalau menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim adalah terpelihara darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻛَﺎﻟْﺒُﻨْﻴَﺎﻥِ ﻳَﺸُﺪُّ ﺑَﻌْﻀُﻪُ ﺑَﻌْﻀًﺎ
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, dimana yang satu dengan yang lain saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya untuk menegakkan hak-hak kaum mukmin yang satu dengan yang lain dan memerintahkan sesuatu yang dengannya dapat terwujud rasa cinta dan persatuan, di antaranya adalah apabila terjadi peperangan di antara mereka yang dapat menimbulkan perpecahan dan kebencian, maka hendaknya kaum mukmin mendamaikannya dan berusaha melakukan sesuatu yang dapat menghilangkan kebencian di antara mereka.
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk bertakwa secara umum serta menerangkan hasil dari memenuhi hak kaum mukmin dan bertakwa kepada Allah, yaitu mendapatkan rahmat sebagaimana firman-Nya di akhir ayat. Apabila telah tercapai rahmat, maka akan tercapai kebaikan dunia dan akhirat.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mumin bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal.
Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim.
Dalam hadits Riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw. bersabda: "Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bangunan rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan asap masakan dari periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeIi buah-buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya, kecuali jika mereka diberi buah-buahan itu”.
Kemudian Nabi bersabda:
“Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya” Dalam hadits shahih yang lain dinyatakan:
"Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang ghaib
, maka malaikat berkata Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu"
Di dalam hadis sahih disebutkan: Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba selalu menolong saudaranya. Di dalam kitab shahih pula disebutkan: Apabila seorang muslim berdoa untuk kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, maka malaikat mengamininya dan mendoakan, ""Semoga engkau mendapat hal yang serupa. Hadis-hadis yang menerangkan hal ini cukup banyak; dan di dalam hadis sahih disebutkan: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat). Di dalam hadis sahih disebutkan pula: Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. merangkumkan jari jemarinya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hajjaj, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Sabit, telah menceritakan kepadaku Abu Hazim yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi r. a. menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. yang telah bersabda: Sesungguhnya orang mukmin dari kalangan ahli iman bila dimisalkan sama kedudukannya dengan kepala dari suatu tubuh; orang mukmin akan merasa sakit karena derita yang dialami oleh ahli iman, sebagaimana tubuh merasa sakit karena derita yang dialami oleh kepala. Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid, sedangkan sanadnya tidak mempunyai cela, yakni dapat diterima. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala. : maka damaikanlah antara keduanya, Yakni di antara kedua golongan yang berperang itu. dan bertakwalah kepada Allah. dalam semua urusan kalian supaya kamu mendapat rahmat.
Ini merupakan pernyataan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. yang mengandung kepastian bahwa Dia pasti memberikan rahmat-Nya kepada orang yang bertakwa kepada-Nya. ".
Terdapat beberapa faedah selain yang telah disebutkan di atas, yaitu:
- Berperang antara kaum mukmin bertentangan dengan ukhuwwah (persaudaraan) seiman. Oleh karena itu, hal tersebut termasuk dosa yang besar.
- Iman dan persaudaraan seiman tidaklah hilang meskipun terjadi peperangan sebagaimana jika terjadi dosa-dosa besar yang lain di bawah syirk.
- Wajibnya mendamaikan kaum mukmin yang bertengkar dengan adil.
- Wajibnya mencegah pemberontak kebenaran agar mereka kembali kepada perintah Allah.
- Harta mereka adalah ma’shum (terpelihara), karena Allah hanyalah membolehkan darah mereka ketika berlangsungnya sikap zalim mereka saja, dan tidak harta mereka.
📲 Facebook: Mutiara Ar-Risalah , Wa: 085703330418 (Rizky Ramadhan), t.me/
mutiaraArrisalah
🏧 Mari bersama dalam surga dunia untuk surga akhirat dengan berdonasi ke rekening kami di B ank BJB. Dengan no: 0076961565100,
Atas Nama Rizky Ramadhan, baarakallahu fiikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA