Beriman Dengan Alqur'an




segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pula atas Keagungan, Rahmat, Hidayah serta Inayahnya,,

Ikhwatu iman, setelah kita mengetahui kebenaran Alqur'an, berikut kami jelaskan bagaimana beriman dengan Alqur'an.

1- Tilawah Al-Quran
Rasulullah  juga mengarahkan kita agar membacanya:

اقرأوا الْقُرْآن فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه  (رواه مسلم)
“Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat selaku pemberi syafaat kepada sipembacanya” (Riwayat Muslim).

2- Tadabbur Al-Quran
Allah Taala mempersalahkan orang yang tidak mentadabur (memahami) al-Quran:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan demi sesungguhnya! Kami telah mudahkan Al-Quran untuk menjadi peringatan  (pengajaran), maka adakah sesiapa yang mahu mengambil peringatan dan pelajaran (daripadanya)?” (Surah al-Qamar:17).

Pembelajaran dan pengajaran al-Quran tidak akan berlaku tanpa membaca dan mempelajarinya. Sesiapa yang mempelajari bacaan dan ilmu al-Quran, kemudian mengajar bacaan dan ilmu al-Quran, maka dialah sebaik-baik manusia.



3- Menghayati Al-Quran

Penghayatan al-Quran dilakukan dengan melaksanakannya di dalam kehidupan kita; mematuhi perintah dan larangan, memelihara adab-adab dan merujuk semua urusan kita kepadanya.

Imam Ahmad bin Hanbal berkata tentang kewajiban-kewajiban di atas: “Sesiapa yang tidak membaca al-Quran, maka dia telah meninggalkan al-Quran. Sesiapa yang membacanya tetapi tidak memahaminya, maka dia telah meninggalkan al-Quran. Sesiapa yang membaca dan memahaminya, tetapi tidak mengamalkannya, maka dia telah meninggalkannya. Dialah yang dimaksudkan dalam ayat:

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
 “Dan berkatalah Rasul: "Wahai Tuhanku
sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini satu perlembagaan yang ditinggalkan,( tidak dipakai)". (Surah al-Furqan:30).

4- Berjuang menegakkan agama Allah dan berhukum (beramal) dengan syariatNya.

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab (Al-Quran) dengan membawa kebenaran, supaya engkau menghukum di antara manusia menurut apa yang Allah telah tunjukkan kepadamu (melalui wahyuNya); dan janganlah engkau menjadi pembela bagi orang-orang yang khianat”. (Surah an-Nisa’:105).

Hasan al-Basri pernah berkata : Rendahkan dunia karena dunia, demi Allah, tidak baik ia kecuali setelah dihinakan.” Anak-anak muridku beramal dengan Al-Qur’an itu mempe rhentikanmu dari persemayaman-Nya, dan beramal dengan sunnah itu memperhentikanmu di persemayaman Rasulullah Muhammad.
                Engkau jangan henti-hentinya mengamalkan Al-Qur’an, setiap hari dan cita. Ia sebagai pengharum dan sumber peresapan kaum yang berbaris dalam kebenaran. Karena rahasia mereka dan penghiasnya pada Al-Qur’an. Ia juga sebagai pembuka pintu pendekat. Ia pendampar, ia penyambung di antara hati rahasia dan antara Tuhannya. Kala engkau melangkah menujunya niscaya keceriaanmu bertambah.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Allah juga mencela perilaku Bani Israil dengan firman-Nya,

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44).

 

Dari Usamah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya.'” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Saat malam Isra’ Mi’raj aku melintasi sekelompok orang yang bibirnya digunting dengan gunting dari api neraka.” “siapakah mereka”, tanyaku kepada Jibril. Jibril mengatakan, “mereka adalah orang-orang yang dulunya menjadi penceramah ketika di dunia. Mereka sering memerintahkan orang lain melakukan kebaikan tapi mereka lupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca firman-firman Allah, tidakkah mereka berpikir?” (HR. Ahmad, Abu Nu’aim dan Abu Ya’la. Menurut al-Haitsami salah satu sanad dalam riwayat Abu Ya’la para perawinya adalah para perawi yang digunakan dalam kitab shahih)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA