PERINTAH BERTAUHID DAN LARANGAN BERBUAT KESYIRIKAN

Intisari Tauhid [4]

Allah Ta’ala berfirman:
وَقَوْلُهُ: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Firman-Nya, “Dan beribadahlah kalian kepada Allah, dan janganlah menyekutukan-Nya sedikit pun” [An-Nisâ`: 36]

Allah Subhânahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan melarang mereka dari kesyirikan. Allah tidak mengkhususkan (dalam perintah beribadah hanya kepada-Nya) pada salah satu jenis ibadah, baik doa, shalat, maupun (ibadah) lain, supaya perintah tersebut dapat mencakup semua jenis ibadah. Allah juga tidak mengkhususkan (larangan-Nya) dengan salah satu jenis kesyirikan supaya dapat mencakup semua jenis kesyirikan.
Faedah Ayat
1. Kewajiban mengesakan Allah dalam ibadah karena Allah telah memerintahkan demikian. Ini merupakan kewajiban yang paling ditekankan.
2. Pengharaman kesyirikan karena Allah telah melarangnya. Kesyirikan adalah perkara yang paling diharamkan.
3. Bahwa menjauhi kesyirikan merupakan syarat sah ibadah karena Allah menggandengkan perintah untuk beribadah dengan larangan terhadap kesyirikan.
4. Sesungguhnya kesyirikan adalah haram, baik sedikit maupun banyak, baik besar maupun kecil, karena kata ‘syai`an’ berbentuk nakirah dalam konteks larangan sehingga maknanya mencakup segala jenis dan bentuk kesyirikan.
5. Bahwasanya tidak boleh menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam peribadahan, baik dengan malaikat, para nabi, orang shalih dari para wali, maupun dengan patung, karena kata syai`an bermakna umum.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Tw, Ig, Tg: @dzulqarnainms

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA