Nasihat Nabi Nuh




Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui`.(QS. 7:62)

Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh menegaskan lagi kepada kaumnya bahwa dia mendapat tugas dari Allah swt.untuk menyampaikan perintah-perintah Tuhannya supaya manusia beriman kepada Allah SWT. Nabi Nuh dalam menyampaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh Tuhan disertai dengan ancaman halus berupa nasihat-nasihat kepada kaumnya supaya takut kepada siksaan Allah sebagai balasan terhadap orang-orang yang tidak beriman kepadanya serta mendustakan rasul-rasul-Nya. Nabi Nuh dalam penyampaian nasihat-nasihat kepada kaumnya itu menegaskan pula bahwa ia benar-benar mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kaumnya karena semuanya itu diketahuinya dari Allah. Demikianlah gigihnya Nabi Nuh dalam meyakinkan kaumnya.

Uballighukum risaalaati rabbii wa anshahu lakum wa a’lamu minallaahi maa laa ta’lamuun (“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku, dan aku memberi nasehat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”) Demikian itulah keadaan seorang Rasul, ia adalah seorang penyampai risalah, (dengan perkataan yang) fasih, pemberi nasehat lagi mengetahui tentang Allah, di mana tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang dapat menandinginya dalam sifat-sifat tersebut.
Maka dakwah dengan penuh keikhlasan merupakan ajaran para Nabi dan RasulNya.Ia berdakwah hanya berdasarkanamanat-amanat dari Allah.Bahwa Allah telah member i amanat untuk menyerukan ke jalan yang diridhaiNya.Maka, amanat ini harus disampaikan. Dan menjadi da’I (penyeru/dakwah) merupakan amanat Allah yang sangat mulia, karena itu ia harus mengharap ganjaran dakwahnya hanya kepada Allah Ta’ala.
Serta da’i itu bukanlah profesi, sebab Allah mengembankan, memanggil dia untuk megerjakan tugas dakwah ini dengan modal yaitu ilmu dan amal serta Allah memilihnya karena sifat dia amanah (dapat dipercaya). Apabila ia meminta balasan dari dakwah yang ia jalankan kepada mad’u-nya berarti ia mengkhianati amanat yang Allah embankan kepadanya, dan ilmu yang dia miliki dia bukan sampaikan agar mad’u mendapat kebaikan dari ilmunya. Akan Tetapi, dia gunakan ilmu dalam dakwah ini  bukan karena Allah, yang ia harapkan hanyalah dunia. 

Para Rasul berdakwah menyamapikan nasehat kepada ummatnya.maksudnya, ia menghendaki kebaikan (kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui."). Maka inilah hakikat seorang penyeru di jalan Allah, ia berkasih sayang kepada umatnya. Dan sebagai bentuk kasih sayangnya yaitu ia member nasihat2 untuk kebaikan dan menciptakan mashlahat bagi umatnya. Dengan imannya ia berdakwah di jalan Allah, Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar.

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs At Taubah 71).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA