Nasihat Dalam Al ‘Ashr ayat 3




kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (qs Al-'Ashr 3)

Di ayat ke 3 inilahcara nasihat dengan wasiat yaitu saling berpesan:
“Dan berpesan-pesanan dengan Kebenaran.”Karena nyatalah sudah bahwa hidup yang bahagia itu adalah hidup bermasyarakat.Hidup nafsi-nafsi adalah hidup yang sangat rugi. Maka hubungkanlah tali kasih-sayang dengan sesama manusia, beri-memberi ingat apa yang benar. Supaya yang benar itu dapat dijunjung tinggi bersama.Ingat-memperingatkan pula mana yang salah, supaya yang salah itu sama-sama dijauhi.
Dengan demikian beruntunglah masa hidup. Tidak akan pernah merasa rugi. Karena setiap pribadi merasakan bahwa dirinya tidaklah terlepas dari ikatan bersama. Bertemulah pepatah yang terkenal: “Duduk seorang bersempit-sempit, duduk ramai berlapang-lapang.” Dan rugilah orang yang menyendiri, yang menganggap kebenaran hanya untuk dirinya seorang.

“Dan berpesan-pesanan dengan Kesabaran.” (ujung ayat 3). Tidaklah cukup kalau hanya pesan-memesan tentang nilai-nilai Kebenaran.Sebab hidup di dunia itu bukanlah jalan datar saja.Kerapkali kaki ini terantuk duri, teracung kikil.Percobaan terlalu banyak. Kesusahan kadang-kadang sama banyaknya dengan kemudahan. Banyaklah orang yang rugi karena dia tidak tahan menempuh kesukaran dan halangan hidup.Dia rugi sebab dia mundur, atau dia rugi sebab dia tidak berani maju.Dia berhenti di tengah perjalanan.Padahal berhenti artinya pun mundur.Sedang umur berkurang juga.

Di dalam Al-Qur’an banyak diterangkan bahwa kesabaran hanya dapat dicapai oleh orang yang kuat jiwanya, (Surat Fushshilat 41:35). Orang yang lemah akan rugilah.
Maka daripada pengecualian yang empat ini: (1) Iman, (2) Amal shalih, (3) Ingat-mengingat tentang Kebenaran, (4) Ingat-mengingat tentang Kesabaran, kerugian yang mengancam masa hidup itu pastilah dapat dielakkan.

Kalau tidak ada syarat yang empat ini rugilah seluruh masa hidup.
Ibnul Qayyim di dalam kitabnya “Miftahu Daris-Sa’adah” menerengkan: “Kalau keempat martabat telah tercapai oleh manusia, hasillah tujuannya menuju kesempurnaan hidup. Pertama: Mengetahui Kebenaran. Kedua: Mengamalkan Kebenaran itu. Ketiga: Mengajarkan kepada orang yang belum pandai memakaikannya. Keempat: Sabar di dalam menyesuaikan diri dengan Kebenaran dan mengamalkan dan mengajarkannya. 

Sebab kesempurnaan itu ialah sempurna pada diri sendiri dan menyempurnakan pula bagi orang lain. Kesempurnaan itu dicapai dengan kekuatan ilmu dan kekuatan amal.Buat memenuhi kekuatan ilmiah ialah Iman.Buat peneguh kekuatan amaliah ialah berbuat amal yang shalih. Dan menyempurnakan orang lain ialah dengan mengajarkannya kepada mereka dan mengajaknya bersabar dalam berilmu dan beramal.
Lantaran itu meskipun Surat ini pendek sekali namun isinya mengumpulkan kebajikan dengan segala cabang rantingnya.Segala pujilah bagi Allah yang telah menjadikan kitabnya mencukupi dari segala macam kitab, pengobat dari segala macam penyakit dan penunjuk bagi segala jalan kebenaran.”Sekian kita salin dari Ibnul Qayyim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA