Dunia Ibarat Air

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ayat ini menerangkan, bahwa kesenangan dunia hanya sementara sehingga tidak pantas dkejar secara berlebihan. Dalam ayat ini terdapat petunjuk agar kita bersikap zuhud terhadap dunia.
Seperti inilah kehidupan dunia. Ketika seseorang menikmati masa muda dan memiliki harta yang banyak, serta bersenang-senang dengan keduanya dan sampai mengira bahwa dirinya akan tetap terus seperti itu, tiba-tiba maut datang menjemput atau hartanya binasa, kesenangannya pun hilang dan kenikmatannya pun lenyap, sehingga tinggalah ia dengan amal salehnya atau amal buruknya. Ketika itu orang yang zalim menggigit jarinya saat mengetahui hakikat keadaan dirinya dan berangan-angan untuk kembali ke dunia, bukan untuk melanjutkan memuaskan hawa nafsunya, tetapi untuk mengejar kelalaiannya dahulu dengan tobat dan amal saleh. Orang yang berakal lagi mendapat taufik tentu akan melihat dirinya dan berkata kepada dirinya, Engkau akan mati, dan memang pasti mati, namun tempat manakah yang engkau pilih? Apakah tempat yang kenikmatannya sementara ataukah kenikmatan yang kekal abadi? Tentu ia akan memilih tempat yang kesenangannya kekal abadi

Abu Yahya Marwan bin Musa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA