Masih Urgensi Tauhid Uluhiyah


📚 Syarah Ushulul Iman

📖

Allah  🁉  berfirman tentang laata, uzza, dan manat yang disebut sebagai tuhan, namun tidak berhak untuk dikatakan sebagai Ilah:

Allah  🁉  berfirman: “Itu  tidak lain  hanyalah nama-nama  yang  kamu dan  bapak-bapak  kamu  mengada-adakannya;  Allah tidak menurunkan  suatu  keteranganpun untuk (menyembah)nya…”  (QS. An Najm : 23).

Allah  🁉  juga berfirman tentang Nabi Yusuf `Alaihissalam yang berkata kepada dua temannya di penjara: “Hai  kedua  temanku dalam  penjara,  manakah yang  baik,  tuhan-tuhan yang  bermacam-macam  itu ataukah Allah yang  Maha  Esa  lagi  Maha  Perkasa? Kamu  tidak menyembah yang selain  Allah, kecuali hanya  (menyembah)  nama-nama  yang  kamu  dan nenek moyangmu membuat-buatnya.  Allah  tidak menurunkan  suatu  keteranganpun  tentang namanama  itu…”  (QS. Yusuf : 39- 40).

Oleh karena itu para Rasul ‘Alaihimussalam berkata kepada kaum-kaumnya: “Sembahlah  Allah  oleh  kamu  sekalian,  sekali-kali tidak  ada  Tuhan (yang berhak  disembah) selain daripada-Nya.  Maka  mengapa  kamu  tidak  bertakwa (kepada-Nya)?”  (QS.  Al-Mu’minun: 32).

Syaikhul  Islam  Ibnu  Taimiah  -rahimahullah-  berkata menjelaskan  pentingnya  tauhid  ibadah,  "Hal  itu karena  ibadah kepada  Allah  Shubhanahu wa  ta’alla  adalah  tujuan yang  dicintai dan diridai  -Nya,  yang  untuk  itulah diciptakan makluk.

 Sebagaimana  firman  -Nya,“Dan aku tidak  menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka  mengabdi  kepada-Ku.”  (QS.adz-Dzariyat:56)  

Dan dengannya diutus semua rasul, sebagaimana ucapan Nabi Nuh dalam firman Allah: “…Ia berkata, ‘Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.’…” (QS.al-A'raf:59)   –sampai pada perkatannya-

Dan menjadikannya karakteristik para malaikat dan nabi.

 Firman -Nya,
“Dan kepunyaan–Nya lah segala yang di langit, di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS.al-Anbiya:19-20)

Memang demikianlah tugas yang diemban oleh seorang rasul, yaitu dia menyampaikan risalah Allah dengan bahasa yang fasih, menasihati kaumnya, dan dia mengetahui Allah. Tiada seorang pun dari makhluk Allah yang mempunyai sifat-sifat seperti itu selain para rasul.

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah ketika di Arafah bersabda kepada sahabat-sahabatnya yang jumlahnya saat itu sangat banyak dan hampir semuanya berkumpul, yaitu:
" ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ، ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟُﻮﻥَ ﻋَﻨِّﻲ ، ﻓَﻤَﺎ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻗَﺎﺋِﻠُﻮﻥَ؟ " ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻧَﺸْﻬَﺪُ ﺃَﻧَّﻚَ ﺑَﻠَّﻐْﺖَ ﻭَﺃَﺩَّﻳْﺖَ ﻭَﻧَﺼَﺤْﺖَ ، ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﺇِﺻْﺒَﻌَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭﻳﻨﻜﺘُﻬﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ : " ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺷْﻬَﺪْ ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺷْﻬَﺪْ
"Hai manusia, sesungguhnya kalian kelak akan ditanyai mengenai diriku, lalu apakah yang bakal kalian jawab?” Mereka (para sahabat) menjawab.”Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah dan menunaikan amanat serta menasihati umat." Lalu Rasulullah mengangkat telunjuknya ke langit dan menudingkannya ke arah mereka seraya bersabda, "Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah."

Sumber:
📕 Syarah Ushulul Iman karya Syaikh Ibnu Utsaimin

Tauhid Uluhiyah karya Muhammad bin Ibrahim Al Hamd

dan Tafsir Ibnu Katsir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA