❗Perihal Pilpres 2019



Dalam masalah pemilu pilkada kemarin dan Insya Allah pilpres 2019 kelak ,

Sudah jelas hakikatnya , sebagaimana yang Disampaikan oleh Al Ustadz Yazid bin Qodir Abdul Jawwas , Al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat , Al Ustadz Muhtarom , Ustadz Dzulqarnain M Sunusi dan Al Ustadz Riyadh Bajrey Hafizhahumullah .

Bahwa

๐Ÿ”ฐ Tidak diragukan lagi hukum asal demokrasi adalah haram , sebagaimana berhukum dan ridho dengan demokrasi merupakan satu bentuk kekufuran ,

๐Ÿ”ฐ Hukum pemilu , bukanlah masuk ranah itjihadiyah , melainkan masuk perkara akidah , sehingga wajib untuk meninggalkannya kecuali ada bahaya / mudharat besar yang membahayakan , atau maslahat yang besar

๐Ÿ”ฐPada dasarnya semua calon presiden adalah Islam , dan siapapun yang terpilih hendaknya Ahlussunah tetap patuh dalam perkara yang Ma'ruf .

๐Ÿ”ฐTauhid Rububiyah adalah percaya dan mengimani Allah yang menetapkan segala sesuatu , terkhusus dalam menetapkan pemimpin suatu negeri . yang hakikatnya tertulis di lauh Mahfuz , maka kekhawatiran yang berlebihan bila ada yang berpendapat bahwa bila si Fulan yang memimpin akan mengakibatkan keburukan , adalah tanda Tauhid Rububiyah pada dirinya belum sempurna .

๐Ÿ”ฐ Allah maha mengetahui kapasitas rakyat Indonesia , sehingga mustahil bila pemimpin Indonesia seperti Umar ibn Khattab Radiallahu Anhu , dan atas hikmah nya Allah berikan pemimpin Indonesia seperti sekarang ,

sebagaimana pada masa sahabat mereka dipimpin oleh sebaik baik pemimpin karena rakyatnya adalah kebanyakan orang bertauhid , begitu pula kebalikannya , bila rakyatnya tidak bertauhid , maka pemimpin nya pun semisalnya.

๐Ÿ”ฐ Adapun yang membolehkan pemilu , adalah tidak mutlak boleh , melainkan ada syarat syarat yang berat di situ , dan syarat syarat tersebut tidaklah memenuhi untuk dibolehkan nya ikut andil dalam pemilu kelak , kecuali karena sebab darurat / mudharat besar bila tidak memilih .

๐Ÿ”ฐ Hendaknya para tholabul ilm menjauhkan diri dari pintu pintu kerusakan , sebagaimana guru guru kita , dengan tidak terjun atau disibukkan ke dalam politik dan sistem Hizbi ( partai ) yang menyebabkan umat Islam banyak terpecah seperti sekarang , sebagaimana wala dan baro' mereka berada di atas golongan / partai mereka masing masing , bukan pada Kitabullah dan As Sunnah . Sehingga menjauh dan fokus dalam menuntut ilmu adalah hal yang lebih baik lagi selamat .

๐Ÿ”ฐ Hendaklah disadari bahwa pemimpin atau pejabat yang korup , adalah cerminan sebagian besar dari kaum muslimin , yang masih tidak jujur pada dirinya ,

sebagaimana mengaku miskin padahal kaya untuk mendapatkan bantuan pemerintah ,

Atau menyuap aparat kepolisian untuk lolos dari tilang tanpa proses sidang ,

mencontek agar lolos dari ujian , dan semisalnya .

Lantas pemimpin apa yang diharapkan karena perbuatan di atas ? Hendaknya banyak bermuhasabah , dan menanamkan tauhid yang benar sejak dini .

Allahu A'lam bishawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA