Penjelasan makna dan sifat-sifat ibadurrahman (1)




📝 Pendahuluan

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah kepada kita sehingga kita bisa merasakan ni'mat2 Nya yg diberikannya kepada kita. Shalawat serta salam Semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para Shahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman semoga kita mendapatkan syafaat di yaumul qiyamah.

Ikhwatu fillah rahimakumullah, penghambaan adalah perintah terbesar dan tujuan dijadikannya seluruh yang dikehendaki Allah agar apa-apa yang diciptakanNya menegakkan penghambaan
kepadaNya. Perintah mengenai penghambaan kepada Allah merupakan perintah Allah yang pertama di dalam Alqur'an

Allah Berfirman:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (Qs Albaqarah: 21)

Syaikh Abu Yahya Marwan bin Musa, berkata:
Ayat ini merupakan seruan Allah kepada semua manusia agar beribadah kepada Allah yang mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya dan agar mereka takut kepada-Nya serta tidak menyelisihi agama-Nya. Dialah yang mengadakan mereka yang sebelumnya tidak ada, Dia pula yang mengadakan orang-orang sebelum mereka. Ayat "agar kamu bertakwa" bisa maksudnya bahwa jika kita beribadah kepada Allah saja, berarti kita telah menjaga diri dari kemurkaan dan siksa-Nya, bisa juga maksudnya bahwa jika kita beribadah kepada Allah, kita dapat menjadi orang-orang yang bertakwa. Kedua maksud tersebut adalah benar, oleh karena itu barangsiapa yang beribadah kepada Allah Ta'ala secara sempurna maka ia tergolong sebagai orang-orang yang bertakwa, dan jika tergolong orang-orang yang bertakwa, maka ia akan memperoleh keselamatan dari azab Allah dan kemurkaan-Nya.

Allah juga menjadikan tujuan penghambaan kepadaNya kepada jin dan manusia yang ia ciptakan.

ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧْﺲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku.(Qs Adz Dzariyat: 56)

Syaikh Abu Yahya Marwan bin Musa berkata: Inilah tujuan Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan jin dan manusia, dan Dia mengutus para rasul untuk menyeru kepadanya, yakni untuk beribadah kepada-Nya yang di dalamnya mengandung ma'rifat (mengenal)- Nya dan mencintai- Nya, kembali kepada- Nya, dan mendatangi- Nya serta berpaling dari selain-Nya. Hal ini tergantung pada ma'rifat (mengenal)- Nya, karena sempurnanya ibadah tergantung sejauh mana pengenalannya kepada Allah, bahkan setiap kali seorang hamba bertambah ma'rifatnya, maka ibadahnya semakin sempurna. Untuk inilah Allah menciptakan manusia dan jin, bukan karena Dia butuh kepada mereka. Dia tidak menginginkan rezeki dari mereka dan tidak menginginkan agar mereka memberi- Nya makan, Mahatinggi Allah Yang Mahakaya dan tidak butuh kepada seorang pun dari berbagai sisi, bahkan semua makhluk butuh kepada-Nya dalam semua kebutuhan mereka, baik yang dharuri (penting) maupun yang selainnya.

Pula penghambaan kepada Allah merupakan hak Allah yang terbesar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻭَﻋَﻦ ﻣُﻌَﺎﺫِ ﺑْﻦِ ﺟَﺒَﻞٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻨْﺖُ ﺭَﺩِﻳْﻒَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺣِﻤَﺎﺭٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲْ : ‏( ﻳَﺎ ﻣُﻌَﺎﺫُ ﺃَﺗَﺪْﺭِﻱْ ﻣَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ، ﻭَﻣَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗُﻠْﺖُ : ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ . ﻗَﺎﻝَ : ‏( ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﺒُﺪُﻭْﻩُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ، ﻭَﺣَﻖُّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻳُﻌَﺬِّﺏَ ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻙُ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌﺎً ‏) ﻗُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺃُﺑَﺸِّﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ؟ ‏) ﻗَﺎﻝَ : ‏( ﻟَﺎ ﺗُﺒَﺸِّﺮْﻫُﻢ ﻓَﻴَﺘَّﻜِﻠُﻮﺍ ‏) ﺃَﺧْﺮَﺟَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﺤِﻴْﺤَﻴْﻦِ
Dari Mu’âdz bin Jabal radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata, “Saya pernah dibonceng oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam di atas seekor keledai, lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Wahai Mu’âdz, tahukah engkau apa hak Allah terhadap para hamba dan apa hak para hamba atas Allah?’ Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Beliau pun menjawab, ‘Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya, sedang hak para hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya.’
Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, tidakkah saya (perlu) menyampaikan kabar gembira (ini) kepada manusia?’
Beliau menjawab, ‘Janganlah engkau menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka (karena) mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.’.”
Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim) dalam Ash-Shahîhain.

Serta kedudukan sebagai hamba adalah yang terbesar sebagaimana disebutkan dalam syahadat bahwa Nabi Kita Muhammad disebut sebagai hamba dan utusanNya.

Di dalam qs AlFurqan ayat 63-77 difirmankan oleh Allah sifat-sifat Mulia Ibadurrahman yang merupakan sifat-sifat hamba-hamba yang dipilih oleh Arrahman (Allah). Semoga Allah menganugerahkan tulisan yang saya buat, menggugah diri kita akan pentingnya bersama-sama berupaya menjadi hamba-hamba pilihan Allah ini, dan Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang senantiasa menjalani sifat-sifat yang dengannya dimuliakan kita.

Aamiin yaa Mujiibas Saa'ilin

🌕 Dzulqa'dah 1439 H

👤 Rizky Ramadhan


💻 risalah12.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA