Kisah Nabi Adam (23)


📚 Materi Shahih Kisah Para Nabi

📖

▶ Perdebatan Musa dan Adam

Dikisahkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim yang dikutip Ibnu Katsir dalam kisah Para Nabi.

 Dikatakan unik karena ini adalah perdebatan 2 manusia yang hidup pada masa yang berbeda. Nabi Musa hidup beberapa ribu tahun setelah wafatnya Nabi Adam. Tetapi atas kehendak Allah, mereka dipertemukan pada masa ketika Mi’raj -nya Rasulullah.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih keduanya dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa Sallam bersabda, “Adam dan Musa berdebat di sisi Tuhan keduanya.Maka Adam mengalahkan argumen Musa.”
Musa berkata, ’Kamu adalah Adamyang diciptakan oleh Allah dengan tangan- Nya. Dia meniupkan ruh-Nya padamu, Diamemerintahkan Malaikat sujud kepadamu, dan Dia mengizinkanmu tinggal di Surga-Nya. Kemudian gara-gara kesalahanmu,kamu menjadikan manusia diturunkan kebumi’.
Adam menjawab, “Kamu adalah Musa yang dipilih oleh Allah dengan risalah dan Kalam-Nya. Dia memberimu Lauh (kepingan kayu atau batu) yang berisi penjelasan tentang segala sesuatu. Dia telah mendekatkanmu kepada-Nya sewaktu kamu bermunajat kepada-Nya. Berapa lamakamu mendapatkan Allah telah menulis Taurat sebelum aku diciptakan?”
Musa menjawab, “40 tahun.”
Adambertanya,, “Apakah di sana tertulis, ‘Dan durhakalah Adam kepada Allah dansesatlah dia.’ (QS. Thaha: 121)?’
Musa menjawab, ’Ya.’
Adam berkata, ’Apakah kamu menyalahkanku hanya karena aku melakukan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah atasku 40tahun sebelum

 Dia menciptakanku?’
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda,“Maka Adam mengalahkan argumen Musa.” Riwayat di atas adalah riwayat Muslim.
Demikianlah kawan, segala sesuatuitu telah ditentukan Allah Ta’ala, termasuk kelirunya Nabi Adam dan diturunkannya beliau saat itu dari surga.

Pelajaran yang dapat dipetik:
1. Diperbolehkan beradu argumentasi antara orang shaleh jika menemukan kesulitan
2. Hendaknya yang bersangkutan masing-masing mengetahui kelebihan lawannya.
3. Bantahan terhadap kelompok qadariyah bahwasanya suatu perkara sudah tetap dan tidak bisa diubah.
4. Penetapan sifat tangan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
5. Bisa jadi suatu kemaksiatan melahirkan kebaikan.
6. Seseorang yang bertaubat dari kemaksiatan yang dilakukan karena unsur lupa atau tidak sengaja, tidak sepantasnya dilempari dengan celaan.

Wallahu a’lam

Sumber:
📕61 Kisah, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, Cetakan VI, 2009. (Dengan penataan bahasa oleh redaksi www.kisahmuslim.com

Majalah Wildan Edisi 10 Tahun VII. Kisah-kisah Shahih dalam Al-Qurandan Sunnah. Penulis : DR. Umar Sulaiman Al Asyqar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA