ISTIMEWANYA HARI AROFAH

ﺑِﺴْـﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*
*Keutamaan hari Arafah disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah sebagai berikut ini*:
*Hari Arafah adalah hari diturunkannya ayat Al Quran yang terakhir Surat Al Maidah ayat 3 disempurnakannya agama islam dan nikmat*
Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,
ﺁﻳَﺔٌ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑِﻜُﻢْ ﺗَﻘْﺮَﺀُﻭﻧَﻬَﺎ ﻟَﻮْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣَﻌْﺸَﺮَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩِ ﻧَﺰَﻟَﺖْ ﻻَﺗَّﺨَﺬْﻧَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻋِﻴﺪًﺍ . ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻯُّ ﺁﻳَﺔٍ ﻗَﺎﻝَ ‏( ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻰ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ ‏) . ﻗَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ ﻗَﺪْ ﻋَﺮَﻓْﻨَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻭَﺍﻟْﻤَﻜَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻧَﺰَﻟَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻭَﻫُﻮَ ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﺑِﻌَﺮَﻓَﺔَ ﻳَﻮْﻡَ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ
“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).”
“Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya):
*Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu*.”
‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arofah pada hari Jum’at.”
*(HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017)*
*At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu ‘Abbas semisal itu.
Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari ‘Ied yaitu hari Jum’at dan hari ‘Arofah*
*Hari Arafah adalah hari ‘ied (perayaan) kaum muslimin*.
Sebagaimana kata ‘Umar bin Al Khottob dan Ibnu ‘Abbas.
Karena Ibnu ‘Abbas berkata,
*Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada 2 hari ‘ied:hari Jum’at dan hari Arafah*.”
‘Umar juga berkata, “Keduanya (hari Jum’at dan hari Arafah) -alhamdulillah- hari raya bagi kami.” Akan tetapi hari *Arafah adalah hari ‘ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja.
Sedangkan bagi yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama*
*Puasa pada hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun*.
Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﺃَﺣْﺘَﺴِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻭَﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻭَﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﺃَﺣْﺘَﺴِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻗَﺒْﻠَﻪُ
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu”
*(HR. Muslim no. 1162)*
*Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka*.
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡٍ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳُﻌْﺘِﻖَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﻋَﺒْﺪًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻴَﺪْﻧُﻮ ﺛُﻢَّ ﻳُﺒَﺎﻫِﻰ ﺑِﻬِﻢُ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔَ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﻫَﺆُﻻَﺀِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”
*(HR. Muslim no. 1348)*
*Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah*
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻳُﺒَﺎﻫِﻰ ﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻋَﺸِﻴَّﺔَ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﺑِﺄَﻫْﻞِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺍﻧْﻈُﺮُﻭﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻋِﺒَﺎﺩِﻯ ﺃَﺗَﻮْﻧِﻰ ﺷُﻌْﺜﺎً ﻏُﺒْﺮﺍً
“Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu”
*(HR. Ahmad 2: 224. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa)*
Wallahu waliyyut taufiq.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mati karena sesuai dengan kebiasaannya

ILMU TERBAGI MENJADI DUA (ILMU DHARURI DAN ILMU NAZHARI)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA